Fungsi Relay: Jenis, Cara memasang dan Kerjanya Lengkap!! – Relay merupakan sakelar yang dioperasikan secara elektrik dan merupakan komponen elektromekanis yang terdiri dari dua bagian utama yaitu elektromagnet (kumparan) dan mekanik (rangkaian kontak sakelar). Relay menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakkan kontak sakelar sedemikian rupa sehingga arus dengan daya rendah dapat menghantarkan arus dengan tegangan lebih tinggi. Misalnya, Relay yang menggunakan elektromagnet 5V, 50mA dapat menggerakkan Relay Relay Relay angker (yang berfungsi sebagai sakelar) untuk menghantarkan arus 220V 2A. Pada kesempatan kali ini kami akan menjelaskan tentang fungsi relay, tipenya, cara kerjanya dan cara memasangnya agar anda tidak penasaran. Bacalah artikel berikut dengan seksama.
Daftar Isi
Fungsi Relay Dalam Penggunaannya
Sebelumnya sudah saya jelaskan bahwa konsep relay merupakan komponen penting untuk sebuah sakelar atau rangkaian lainnya. Selain itu, ada beberapa fungsi Relay yang harus Anda ketahui:
- Dapat mengontrol rangkaian dengan arus listrik yang besar dengan menggunakan sinyal tegangan rendah.
- Dapat memberikan waktu tunda (fungsi waktu tunda).
- Dapat menjalankan fungsi logika (fungsi logika) seperti manusia.
- Dapat melindungi sakelar atau sirkuit elektronik lainnya dari korsleting atau arus berlebih.
- Dapat memperpanjang umur sakelar.
Nah, untuk Anda gunakan sendiri ada beberapa hal yang perlu diketahui:
-
Fungsi Relay Pada Panel Listrik
Dalam switchboard biasanya ada beberapa atau banyak Relay yang mengontrol kontaktor. Karena itu, kontaktor mempunyai kapasitas arus yang bisa sangat besar.
Pengontrol utama sendiri dapat berupa PLC (Prorammable Logic Control) yang biasanya memiliki kapasitas arus yang sangat besar. Pengontrol utama adalah PLC. PLC ini tidak dapat secara langsung mengontrol kontaktor dengan kapasitas arus yang besar. Nah relay ini berperan sebagai perantara sebagai bagian dari pengontrol arus.
Di switchboard, Relay biasanya digunakan untuk saling mengunci. Interlock merupakan rangkaian yang memiliki fungsi mengamankan proses kerja pada rangkaian itu sendiri. Misalnya, untuk mencegah intervensi ketika dua atau lebih kondisi berbeda sehingga tidak bekerja pada waktu yang sama.
Misalnya rangkaian kontaktor digunakan untuk menyuplai daya dari PLN (atau generator misalnya). Tentu saja, beban yang mengalir hanya berasal dari satu sumber, bukan keduanya. Sekarang bayangkan output dari dua generator terhubung langsung ke beban. Di sinilah penguncian berperan.
-
Fungsi Relay Pada Mobil
Cara kerja relay pada sepeda motor, mobil, atau kendaraan lain tetap menggunakan metode elektromagnetik untuk menggerakkan kontak pada relay. Kurang lebih sama seperti pada control panel.
Fungsi Relay pada mobil itu sendiri adalah untuk mengontrol arus yang besar hanya dengan sumber tenaga yang kecil. Mobil atau sepeda motor dihidupkan dengan kunci dari kontak starter. Arus yang besar diperlukan untuk menghidupkan starter, sehingga digunakan Relay dalam proses ini.
-
Fungsi Relay Starter Mobil
Pengertian komponen Relay seperti kunci kontak, sakelar lampu dan alat kendali lain pada kendaraan memiliki spesifikasinya sendiri-sendiri (menurut pabrikan). Misalnya, sakelar untuk menyalakan lampu biasanya memiliki spesifikasi 10 amp.
Tentunya jika suatu saat kita ingin menambah jumlah lampu, arus yang digunakan akan lebih besar. Jika Anda memaksa sakelar, ada kemungkinan sakelar akan meleleh. Relay dapat digunakan di sini.
Relay yang digunakan di dalam mobil biasanya adalah Relay Hella. Keuntungannya:
- Dapat memperpanjang umur sakelar dengan mengurangi beban pada sakelar utama.
- Dapat bertindak sebagai relay starter pada mobil.
- Dapat digunakan sebagai kunci keamanan tambahan.
- Kombinasi bisa dibuat dengan seri tertentu.
- Dapat digunakan untuk aksesoris pendukung. Misalnya, tambahkan klakson.
-
Fungsi Relay Klakson
Pada klakson, banyak yang salah paham bahwa fungsi Relay pada klakson motor, mobil dan kendaraan lain sedemikian rupa agar aki pada kendaraan tidak cepat aus.
Jika sumber listrik masih sama (baterai), baterai masih akan habis. Bisa lebih jika dipasang Relay klakson karena Relay klakson membutuhkan daya listrik.
Untuk itu pengertian horn relay lebih tepat agar tidak merusak saklar / saklar pada kendaraan. Misalnya, klakson tipe klakson biasanya menggunakan tenaga listrik retrofit, yang memiliki bentuk lebih besar dan suara yang jauh lebih nyaring.
Tak heran jika konsumsi dayanya juga lebih tinggi. Beberapa mencapai 6 amp. Karena itu, sakelar tidak cocok (atau kurang tahan lama).
Faktanya, contoh ini hanyalah salah satu jenis cangkang keong. Cobalah jika Anda menambahkan klakson lain. Arus otomatis naik menjadi 12 amp.
Jenis-Jenis Relay
Selain fungsinya yang beragam, ternyata jenis Relay juga sangat berbeda. Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut.
- Berdasarkan jumlah tiang dan litternya, relay dibedakan menjadi empat jenis: Pertama, relay 4 terminal dengan 2 terminal pada saklar sedangkan 2 lainnya pada koil. Relay ini biasanya disebut sebagai single pole and single pole throw (SPST).
- Kedua, Relay 5 terminal dan 3 terminal untuk sakelar 2 untuk koil. Nama Relay adalah SPDT atau Single Pol Double Throw. Tentunya setiap terminal memiliki fungsi Relay sesuai dengan kapasitasnya.
- Ketiga, Relay enam terminal untuk empat terminal untuk dua pasang terminal sakelar sedangkan dua lainnya untuk koil. Nama Relay ini dikenal sebagai DPST, atau lemparan tunggal dua kutub. Selain itu. Relay ini juga dapat digunakan sebagai dua sakelar yang dikendalikan oleh satu koil.
- Keempat, Relay memiliki delapan port dengan enam port, termasuk dua pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh satu koil dan dua port lagi untuk koil.
- Selain Relay tersebut di atas, terdapat pula Relay pole and throw yang melebihi 2 yaitu three-pole double throw (TPDT) atau lebih dari four-pole double throw (FPDT) ini. Relay ini juga memiliki fungsi Relay sesuai dengan aplikasi yang digunakan.
Dalam aplikasinya berbagai komponen relay pada kendaraan seperti yang dijelaskan diatas banyak digunakan yaitu pada rangkaian lampu listrik, rangkaian klakson, rangkaian listrik pada starter mesin dan lain sebagainya.
Cara Memasang Relay
Tentu saja, setelah Anda membahas jenis Relay dan cara kerja Relay, Anda juga ingin mempelajari cara memasang Relay ini dengan benar.
Meskipun Relay ini cukup mudah dipasang, Anda biasanya merasa bingung saat pertama kali melakukannya. Namun, jika kita perhatikan dengan seksama, sudah ada instruksi di body relay itu sendiri untuk pengaturan kabel kaki-kaki. Perhatikan baik-baik dan jangan biarkan kekuatan bagian kaki tertukar dengan bagian lainnya.
Lihat ilustrasi Relay berikut untuk membantu Anda memahami cara memasang Relay.
Pada gambar Relay di atas, angka 7 dan 2 adalah untuk koil yang terhubung ke catu daya, dan polaritas pemasangannya bebas.
Angka 1 dan 8 adalah penghubung utama. Sedangkan nomor 3 dan 4 adalah pilihan untuk dial 1. Pilihan untuk menyambung ke nomor 8 ada pada nomor 5 dan 6.
Jika Anda ingin mengontrol NC atau NO, Anda dapat melihat bahwa arus listrik yang terhubung ke terminal 1 dan 4 berarti NC. Jadi ketika arus mengalir di kumparan, koneksi terputus. Namun, jika Anda ingin memutus sambungannya, Anda perlu memasang Relay ini dengan memasukkan nomor 1 dan 3.
Hal ini juga berlaku untuk pasangan nomor 8, yaitu nomor 5 dan 6, dengan memperhatikan syarat-syaratnya. Tentu saja Anda bisa mengikuti petunjuk di gambar.
Saat memasang sakelar, Anda juga harus mempertimbangkan spesifikasi Relay yang digunakan, mis. B. Jenis Kelistrikan, Beban dan Tegangan Kerja. Jika tidak digunakan sesuai spesifikasi, akibatnya bisa fatal. Jika kurang paham, maka sebaiknya mencari bantuan dari orang yang sudah ahli, apalagi jika alat ini dipasang di bawah tegangan tinggi.
Cara Kerja Relay
Setelah mengetahui jenis Relay, Anda juga perlu mengetahui cara kerja Relay dengan baik agar nantinya dapat digunakan sebagai tindakan pencegahan pemasangan Relay. Perlu diketahui bahwa sebuah relay memiliki komponen utama yaitu dinamo, koil (elektromagnet), sakelar (titik kontak switching) dan juga pegas. Agar lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini:
Ada dua jenis kontak Relay titik: Biasanya Terbuka (NO) dan Biasanya Tertutup (NC).
Biasanya pembukaan merupakan kondisi awal sebelum mengaktifkan yang selalu dalam posisi terbuka.
Biasanya penutupan adalah keadaan awal sebelum diaktifkan, yang selalu dalam posisi tertutup (closing).
Mari kita lihat gambar di atas. Gambar tersebut menunjukkan bahwa lilitan besi (inti besi) oleh kumparan memiliki fungsi untuk mengendalikan setrika.
Ketika kumparan dialiri listrik, ia menghasilkan gaya elektromagnetik. Gaya ini kemudian menarik angker ke posisi yang semula tertutup (NC), posisi terbuka (NO) sehingga kemudian berperan sebagai sakelar yang dapat memberikan tenaga listrik pada posisi NO.
Ini menghubungkan posisi jangkar yang awalnya tertutup (terbuka). Jika tidak ada daya, angker akan kembali ke posisi tertutup. Daya listrik yang dibutuhkan oleh kumparan.
Demikian sedikit pembahasan mengenai Fungsi Relay: Jenis, Cara memasang dan Kerjanya Lengkap!! semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua, dan kami ucapkan Terima Kasih telah menyimak ulasan kami. Jika kalian merasa ulasan kami bermanfaat mohon untuk dishare 🙂
Baca juga artikel lainnya tentang: