Fungsi Bahasa

Fungsi Bahasa – Sebagai makhluk sosial, manusia harus melakukan interaksi dengan sesama manusia, hal ini dilakukan agar eksistensinya bisa diakui. Untuk bisa melakukan interaksi, manusia memerlukan sarana media atau alat berupa bahasa, secara umum bahasa adalah suatu alat komunikasi berbentuk sistemtan dabunyi atau suara yang dikeluarkan oleh alat ucap manusia.

Cara komunikasi terdiri dari kumpulan kata-kata, setiap kata mengandung makna yaitu hubungan antara kata yang menjadi lambang konsep atau objek kemudian diwakilkan oleh kosakata atau kumpulan itu sendiri. Ahli bahasa kemudian menyusun kata-kata tersebut menurut abjad atau alfabetis dengan disertai penjelasan dan artinya, kumpulan kata-kata kemudian dibukukan menjadi kamus.

Bahasa amat penting dalam mobilitas sosial dan kehidupan manusia. Bahasa sebagai alat untuk mewujudkan pikiran tentang fakta dan realitas yang direpresentasikan dengan simbol bunyi bahasa. Dengan bahasa seorang bayi menangis untuk mengekspresikan dahaga, atau perlunya ganti diaper. Dengan bahasa, seorang filsuf menemukan ekspresi atau nama untuk merujuk sebuah konsep.

Istilah tentang definisi, proposisi, hipotesis, aksioma, verifikasi, dan sebagainya sebagai penamaan terhadap konsep-konsep itu sendiri adalah langkah pertama untuk membangun pengetahuan. Kata adalah simbol lisan atau tulis bagi benda atau konsep yang disebut referent sebagai objek kata. Karena berkomunikasi menggunakan bahasa untuk merujuk pada referent (rujukan), maka simbol itu harus permanen. Jika tidak, komunikasi menjadi berantakan. Bila tidak dituliskan, bahasa akan kehilangan sifat permanennya, sehingga rujukan bisa hilang. Karena itu, bahasa tulis menjadi penting sebagai perekam peradaban manusia.

Di dalam masyarakat, kata bahasa sering dipergunakan dalam pelbagai konteks dengan pelbagai macam makna, seperti bahasa bunga, bahasa diplomasi, bahasa militer, dan sebagainya. Bagi linguistik ilmu yang khusus mempelajari bahasa yang dimaksud dengan bahasa adalah sistem tanda  bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hakekat bahasa itu adalah pemahaman terhadap bahasa itu sendiri sebagai alat komunikasi yang terbaik dimiliki seseorang sebagai pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya.


Asal Mula Bahasa

Manusia telah berspekulasi tentang asal mula bahasa selama sejarah, keyakinan alkitab dari Menara Babel adalah salah satu catatan tersebut, kultur-kultur lain memiliki cerita-cerita berbeda tentang bagaimana bahasa muncul.


Teori-teori Tentang Asal Mula Bahasa

berbeda dengan asumsi dasarnya tentang apa itu bahasa, beberapa teori berdasarkan pada ide bahwa bahasa sangat kompleks sehingga seseorang tidak dapat membayangkan, bhasa muncul dari ketiadaan dalam bentuk akhirnya, tetapi bahasa telah berkembang dari sistem pra-linguistik awal di antara leluhur pra-manusia kita.

Teori ini dapat disebut dengan teori berdasarkan keberlanjutan, pandangan berlawanan adalah bahwa bahasa merupakan sifat manusia yang unik yang tidak dapat dibandingkan dengan apapun yang ditemukan di antara selain-manusia, dan bahwa ia makanya muncul secara tiba-tiba dalam transisi dari pra-hominid sampai pada manusia purba, teori ini dapat didefinisikan sebagai berdasarkan ketakberlanjutan.

Demikian juga, teori-teori yang berdasarkan pandangan Generatif Chomsky tentang bahasa, melihat bahasa umumnya sebagai kemampuan lahiriah yang tersandikan secara genetis, sementara teori-teori fungsionalis melihatnya sebagai sebuah sistem yang besar secara kultural, yaitu dipelajari lewat interaksi sosial.Saat sekarang, satu-satunya pendukung dari teori ketakberlanjutan pada asal mula bahasa manusia adalah linguis, dan filsuf Noam Chomsky.

Chomsky mengatakan bahwa “jumblah mutasi random terjadi, mungkin setelah hujan cahaya kosmik aneh, dan menyebabkan reorganisasi pada otak, menanam sebuah organ bahasa dalam otak primata.” Walau memperingatkan untuk tidak memahami cerita tersebut terlalu lurus, Chomsky bersikeras bahwa “ia mungkin lebih mendekati kenyataan daripada dongeng lainnya yang mengatakan tentang proses-proses evolusioner, termasuk bahasa”.

Teori  selanjutnya dipegang oleh mayoritas pelajar, tetapi mereka berbeda dalam melihat perkembangannya, mereka yang melihat bahasa sebagai bawaan lahir, sebagai contohnya, psikolog Steven Pinker, memegang preseden sebagai kognisi hewan, sementara mereka yang melihat bahasa sebagai alat komunikasi belajar sosial, seperti psikolog Michael Tomasello, melihatnya berkembang dari komunikasi hewan, baik isyarat primata atau komunikasi vokal untuk membantu dalam bekerja sama.

Bahasa  yang selanjutnya adalah bahasa berkembang dari musik, sebuah pandangan yang telah didukung oleh Rousseau, Herder, Humboldt dan Charles Darwin. Pendukung pertama dari pandangan tersebut pada saat sekarang adalah arkeolog Steven Mithen, berhubung timbulnya bahasa berada sebelum prasejarah manusia, perkembangan yang berkaitan tidak meninggalkan jejak sejarah, dan tidak ada proses perbandingan yang dapat diobservasi pada saat sekarang.

Teori yang megutamakan keberlanjutan sering melihat pada binatang untuk melihat jika, primata memperlihatkan ciri-ciri yang dapat dilihat sebagai analogi terhadap bentuk bahasa dari pra-manusia. Alternatif lain, fosil awal manusia dapat diinspeksi untuk melihat jejak-jejak adaptasi fisik dari penggunaan bahasa atau bentuk jejak-jejak pra-linguistik dari perilaku simbolik. Secara umum tak terbantahkan bahwa pra-manusia australopithecine tidak memiliki sistem komunikasi yang secara signifikan berbeda dengan yang ditemukan pada kera besar secara umum, tetapi para ahli memiliki opini yang berbeda-beda terhadap perkembangan sejak munculnya Homo sekitar 2,5 juta tahun yang lalu.

Beberapa ahli mengasumsikan perkembangan sistem mirip-bahasa primitif (proto-bahasa) sama awalnya dengan Homo habilis (2,3 juta tahun lalu), sementara ahli lainnya menempatkan perkembangan komunikasi simbol primitif hanya dengan Homo erectus (1,8 juta tahun yang lalu) atau Homo heidelbergensis (0,6 juta tahun yang lalu) dan perkembangan bahasa layak pada Homo sapiens modern anatomis dengan revolusi Paleolitik Atas kurang dari 100.000 tahun lalu.


Pengertian Bahasa Secara Umum

adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya, bahasa baik tersebar berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya, bahasa berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi. Bahasa juga merupakan alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia.

Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili kumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad, disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus.


Pengertian Bahasa Menurut KBBI

Pengertian bahasa menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002: 88) berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk berinteraksi, dan mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik dan sopan santun yang baik.


Pengertian Bahasa Menurut Ahli

  • Depdiknas

Pengertian bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya.


  • Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009: 126)

Bahasa merupakan susunan makna yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan.


  • Sudaryono

Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.


  • Mackey (1986:12)

Bahasa adalah suatu bentuk,bukan suatu keadaan (lenguage may be form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem.


  • Bill Adams

Bahasa adalah sebuah pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif.


  • Wittgenstein

Bahasa merupakan pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis.


  • Plato

Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut.


  • Bloch & Trager

Menurutnya ahasa adalah sebuah simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu kelompok sosial bekerja sama.


  • Carrol

Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia.


  • Walija (1996:4)

Arti bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.


  • P. Tambulan (1994:3)

Bahasa adalah untuk memahami pikiran dan perasaan seseorang, serta menyatakan pikiran dan perasaan.


  • G. Brown (1987:4)

Bahasa adalah suatu sistem komunikasi menggunakan bunyi yang diucapkan melalui organ-organ ujaran dan didengar di antara anggota-anggota masyarakat, serta menggunakan pemrosesan simbol-simbol vokal dengan makna konvensional secara arbitrer.


  • Harimurti Kridalaksana (1985:12)

Mengarakanbahwa bahasa ialah tanda bunyi bermakna yang dipergunakan untuk komunikasi oleh kelompok manusia.


  • Finoechiaro (1964:8)

Arti bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau berinteraksi.


  • Fodor

Bahasa merupakan sistem tanda yang saling berhubungan dengan memiliki sifat yang konvensional dimana mempunyai sifat ataupun ciri-ciri tertentu yang dipunyai pada situasi atau benda yang dimaksud tersebut.


  • Bolinger

Menurut beliau bahasa merupakan sistem fonem yang terbentuk karena perbedaan bunyi, sintaksis, serta sistem morfem untuk dapat mengungkapkan makna yang ada hubungannya dengan dunia luar, dunia luar yang dimaksud adalah kenyataan.


  • Carol (1961:10)

Menurutnya bahasa merupakan urutan bunyi vokal yang terstruktur, dapat digunakan dalam komunikasi internasional oleh kelompok manusia dan secara lengkap digunakan untuk mengungkapkan sesuatu, peristiwa, dan proses yang terdapat di sekitar manusia.


  • G.N. Oka dan Suparno.

Menurutnya bahasa adalah sistem simbol bunyi oral yang arbitrer yang digunakan oleh sekelompok manusia (masyarakat) sebagai alat komunikasi.


  • Carthy

Bahasa adalah suatu sistem yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir


  • William A. Haviland

Menurutnya bahasa adalah suatu bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu.


  • Owen dalam Stiawan.

Pengertian dari bahasa yaitu: dapat didefenisikan sebagai petunjuk yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan).

Ada dua pengertian bahasa, yang pertama yaitu bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Dan bahasa adalah sepasangt tanda tada mana suka atau tanda tanda arbitrer.


  • Santoso (1990:1)

Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh mulut manusia secara sadar.


  • Syamsuddin (1986:2)

Ada dua pengertian bahasa yang pertama bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi, danbahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.


  • Pengabean (1981:5)

Bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan apa yang terjadi pada system, Pendapat terakhir dari makalah singkat tentang bahasa ini diutarakan.


Perubahan Bahasa

Halaman pertama dari puisi Beowulf ditulis dengan Inggris Kuno pada periode pertengahan awal (800 – 1100 AD), walaupun bahasa Inggris Kuno merupakan leluhur langsung dari bahasa Inggris modern, perubahan telah menjadikannya tidak dapat dipahami bagi penutur bahasa Inggris kontemporer. Segala bahasa berubah jika pembicara mengadopsi atau menemukan cara baru berbicara dan menyampaikannya ke anggota lain dari komunitas berbicara mereka, perubahan bahasa terjadi pada semua tingkat dari tingkat fonologis sampai pada tingkat kosa kata, morfologi, sintaks, dan diskursus.

Walaupun perubahan bahasa terkadang pada awalnya dinilai negatif oleh pembicara dari bahasa tersebut yang sering menganggap perubahan menjadi “merusak” atau sebagai suatu tanda penggunaan bahasa yang salah dari normal, hal tersebut adalah alami dan tidak terelakkan. Perubahan bisa mempengaruhi suara-suara tertentu atau seluruh sistem fonologis, perubahan suara bisater jadi dari penggantian dari suatu suara atau fitur fonetik oleh yang lain, hilang sepenuhnya suara yang dipengaruhi, atau bahkan munculnya suara baru di tempat yang tadinya tidak ada.

Perubahan suara bisa dikondisikan di mana suatu suara berubah hanya jika ia terjadi dalam daerah sekitar dari suara-suara tertentu lainnya, perubahan suara biasanya dianggap bias yang berarti ia diharapkan untuk diterapkan secara mekanis saat kondisi strukturalnya sesuai, terlepas dari faktor-faktor non-fonologis. Di sisi lain, perubahan suara terkadang sporadik, mempengaruhi hanya satu kata tertentu atau beberapa kata, tanpa ada kesamaan yang tampak, terkadang sebuah perubahan sederhana memicu suatu rantai pergeseran di mana seluruh sistem fonologis terpengaruhi, hal ini terjadi pada Bahasa Germanic saat perubahan suara yang dikenal dengan Hukum Grimm mempengaruhi semua stop konsonan dalam system.


Bahasa dan Dialek

Tidak ada perbedaan jelas antara sebuah bahasa dan sebuah dialek, meskpun sebuah aforisme terkenal diatribusikan pada linguis Max Weinreich bahwa “sebuah bahasa iyalahsebuah dialek dengan angkatan darat dan angkatan laut”. Misalnya, pembatas negara seringkali menimpa selisih linguistik dalam menentukan apakah dua ragam linguistik adalah bahasa atau dialek. Bahasa Kanton dan Bahasa Mandarin, sebagai contohnya, sering dikelompokkan sebagai “dialek” dari Cina, walaupun mereka lebih berbeda satu sama lain daripada Bahasa Swedia adalah dari Bahasa Norwegia.

Sebelum perang sipil Yugoslavia, Bahasa Serbia-Kroasia dianggap sebuah bahasa tunggal dengan dua dialek, tetapi sekarang Bahasa Kroasia dan Bahasa Serbia dianggap bahasa berbeda, dan menggunakan sistem tulis yang berbeda. Dengan kata lain, perbedaannya bisa saja tergantung pada pertimbangan politik seperti halnya pada perbedaan kultural, perbedaan sistem tulis, atau tingkat dari Kejelasan mutual.

Kebenaran bahasa adalah sistem yang bentuknya berlambang buya dan bermakna arbitr, sifatnya unik serta konvensional. Sarana ini bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan jaman. Demikianlah sajian informasi lengkap materi mengenai pengertian bahasa dan juga apa saja fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan Nasional. Semoga bisa menjadi media belajar teman teman semuanya.


Fungsi-Fungsi Bahasa

Berbicara mengenai fungsi penggunaan bahasa dalam komunikasi dapat diidentifikasi. Fungsi bahasa dalam komunikasi bisa dijabarkan berdasarkan tanggapan atau respon mitra tutur. Dalam peristiwa komunikasi, bahasa dapat menampilkan fungsi yang beragam.

Namun secara umum, bahasa dapat digunakan untuk mengekspresikan emosi, menginformasikan suatu fakta, memengaruhi orang lain, bercerita, mengobrol, dan sejenisnya. Masing-masing fungsi bahasa itu dapat secara langsung dihubungkan dengan salah satu komponen dalam komunikasi.


  1. Fungsi Ekspresif

Fungsi ekspresif adalah bahasa yang didayagunakan untuk meluapkan atau menyampaikan ekspresi si penutur kepada diri sendiri atau khalayak ramai dengan maksud dan tujuan tertentu. Fungsi bahasa ini biasanya digunakan untuk mengekspresikan emosi, keinginan, kebahagiaan, kesedihan, penyampai pesan.

Contoh Fungsi Ekspresif:

–     Aduh perutku mual!

–     Ya, ampun, dia lucu sekali!

–     Waw, enak sekali rasa kue pelangi ini!

Contoh-contoh tuturan tersebut, pemakaian fungsi ekspresif mengungkapkan ekspresi rasa sakit dan rasa kagum.


  1. Fungsi Direktif

Fungsi direktif berorientasi pada penerima pesan. Dalam hal ini, bahasa dapat digunakan untuk memengaruhi orang lain. Baik dari segi emosi, perasaan, maupun tingkah laku. Selain itu, bahasa juga dapat digunakan untuk memberi keterangan, mengundang, memerintah, memesan, mengingatkan, mengancam, dan lainnya.

Contoh Fungsi Direktif:

–  Ayo, berangkat!

–  Silahkan makan

–  Bantu saya mendorong meja ini.

Fungsi direktif pada contoh di atas terlihat pada kata kerja yang memiliki makna perintah.


  1. Fungsi Informasional

Fungsi ini berfokus pada makna dan dapat dipergunakan untuk menginformasikan sesuatu. Misalnya, melaporkan, mendeskripsikan, menjelaskan, dan menginformasikan sesuatu.

Contoh Fungsi Informasional:

Saat ini, kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Kucing yang garis keturunannya tercatat secara resmi sebagai kucingtrah atau galur mumi (pure breed), seperti persiam, siam, manx, sphinx. Kucing seperti ini biasanya dibiakkan di tempat pemeliharaan hewan resmi.


  1. Fungsi Metalingual

Fungsi ini berfokus pada kode dan digunakan untuk menyatakan sesuatu tentang bahasa.

Contoh Fungsi Metalingual:

Bahan bakar fosil di antaranya adalah minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Bila dibakar, maka akan menghasilkan SO2 dan NOx sebagai penyebab utama keasaman dalam air hujan. Penghasil SO2 dan NOx terbesar adalah pembangkit tenaga listrik dan industri yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar.

Pada contoh di atas, unsur lambang bahasanya yaitu SO2 dan NOx. SO2 untuk melambangkan sulfur oksida, dan NOx untuk menyebut nitrogen oksida. Kedua lambang itu mengacu pada zat yang banyak dihasilkan dalam pembakaran. Artinya, kode bahasa ini digunakan untuk melambangkan kode yang lain.


  1. Fungsi Interaksional

Fungsi interaksional, yakni penggunaan bahasa yang memiliki hubungan timbal balik atau interaksi antara penyapa dan yang disapa atau pesapa. Fungsi bahasa ini biasa ditemukan dalam percakapan sehari-hari. Contohnya secara lisan adalah debat, wawancara, diskusi, dan lain-lain. Sementara, dalam wacana tulis ada surat menyurat, chatting, dan lain-lain.

Contoh Fungsi Interaksional:

Buruh 1: Kami di sini sudah memberikan yang terbaik dan semaksimal mungkin pada perusahaan ini. Jadi,  sudah sewajarnya kamu melakukan hal seperti ini, Pak. Bukannya ada dalam undang-undang tenaga kerja bahwa pekerja berhak mengajukan beberapa permintaan ke tempat dia bekerja jika dia sudah melakukan sesuatu yang sangat maksimal.

Buruh 2: Betul sekalian, bukan tanpa dasar hukum yang tidak jelas dan alasan yang tidak masuk akal kami berada di sini. Kami juga membawa data-data bahwa perusahaan ini, dari bulan ke bulan income-nya semakin meningkat 15% dari bulan sebelumnya.

Perwakilan perusahaan: Tunggu, tapi sadarkah kalian melakukan hal ini pada jam kerja? Bukannya melakukan konfirmasi melalui jalur birokrasi pada perusahaan saja, itu, khan, lebih dewasa dan elegan. Tidak membuat suasana menjadi kacau dan perusahaan merugi. Saya juga selaku direktur perusahaan ini telah membuat beberapa kebijakan dengan membuat tunjangan anak dan istri kepada kalian semua, dan mendaftarkan semua serikat pekerja kepada Jamsostek. Pihak manajemen perusahaan cenderung tidak pernah memangkas upah kalian yang menurut kami sudah sesuai UMR (Upah Minimum Regional) di kota ini.


  1. Fungsi Kontekstual

Fungsi kontekstual bahasa berfokus pada konteks pemakaian bahasa. Fungsi tersebut berpedoman bahwa suatu ujaran harus dipahami dengan mempertimbangkan konteksnya. Dengan alasan bahwa suatu ujaran yang sama akan berbeda maknanya apabila berada dalam konteks yang berbeda pula. Salah satu alat bantu untuk menafsirkan berdasarkan konteks adalah dengan mempertimbangkan penanda-penanda kohesi dan acuan (reference) yang digunakan dalam situasi komunikasi.

Contoh Fungsi Kontekstual:

–  Ini apa?

–  Letakkan di situ.

Acuan kata ini bisa bergantung pada konteks. Dan kita bisa mengetahui acuannya jika mendengarkan tuturan secara utuh. Begitupun dengan acuan kata ‘di situ’, ‘Ini’ atau ‘di situ’ bisa jadi sebuah objek, sebuah tempat atau lainnya.


  1. Fungsi Puitik

Fungsi bahasa berorientasi pada kode dan makna secara simultan. Artinya, kode kebahasaan dipilih secara khusus agar dapat mewakili makna yang hendak disampaikan si penutur. Biasanya, tuturan akan menimbulkan nilai rasa seni yang unik, menggelitik, berbau metapora, dan lain-lain.

Contoh Fungsi Puitik : – Tua-tua Keladi, makin tua makin jadi.

Bentuk ujaran ini lebih menekankan kode kebahasaan dan makna sekaligus. Mengingat setiap penutur bahasa Indonesia yang mempunyai kemampuan yang memadai akan memahami arti ujaran itu meski makna ujaran tidak berhubungan dengan bentuk ujaran. Kata-kata yang dipilih tersebut hanya mempertimbangkan rima atau persamaan bunyi semata, dan bukan kepada makna dari kata-katanya.

Berikut adalah beberapa fungsi bahasa:

  • Untuk tujuan praktis, yaitu mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
  • Untuk tujuan artistik, yaitu manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia.
  • Alat untuk menyalurkan arti kepercayaan, norma dan nilai-nilai yang ada di masyarakat.
  • Sebagai alat untuk berpikir.
  • Sebagai alat kontrol sosial.
  • Untuk pembelajaran, sebagai media dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, baik itu yang masih berada pada ruang lingkup bahasa itu sendiri, ataupun diluar ruang lingkup bahasa, seperti pengetahuan sejarah dan ilmu pengetahuan yang lainnya.
  • Sebagai sarana memahami diri dan orang lain.
  • Sebagai sarana berekspresi.
  • Membangun karakter dan kecerdasan.
  • Untuk tujuan filologis, fungsi bahasa untuk mempelajari berbagai naskah tua untuk menyelidiki latar belakang dari sejarah manusia, perkembangan bahasa itu sendiri, dan lain sebagainya.
  • Sebagai pedoman untuk melihat adanya kenyataan di suatu masyarakat.
  • Untuk tujuan praktis, yaitu mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
  • Untuk tujuan artistik, yaitu manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia.
  • Alat untuk menyalurkan arti kepercayaan, norma dan nilai-nilai yang ada di masyarakat.
  • Sebagai alat untuk berpikir.
  • Sebagai alat kontrol sosial.
  • Untuk pembelajaran, sebagai media dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, baik itu yang masih berada pada ruang lingkup bahasa itu sendiri, ataupun diluar ruang lingkup bahasa, seperti pengetahuan sejarah dan ilmu pengetahuan yang lainnya.
  • Sebagai sarana memahami diri dan orang lain.
  • Sebagai sarana berekspresi.
  • Membangun karakter dan kecerdasan.
  • Untuk tujuan filologis, fungsi bahasa untuk mempelajari berbagai naskah tua untuk menyelidiki latar belakang dari sejarah manusia, perkembangan bahasa itu sendiri, dan lain sebagainya.
  • Sebagai pedoman untuk melihat adanya kenyataan di suatu masyarakat.

Kosep-Konsep Bahasa

Konsep Kohesi dan Koherensi

Kohesi dan koherensi dalam wacana merupakan salah satu unsur pembangun wacana selain tema, konteks, unsur bahasa, dan maksud. Kohesi adalah keserasian hubungan antara unsur-unsur yang satu dengan yang lain dalam wacana, sehingga tercipta pengertian yang baik. Kohesi adalah pertautan makna, sedangkan koherensi adalah keruntutan makna. Kohesi harus dibedakan pada tingkat wacana (proposisi) dan teks (bentuk). Koherensi hanya pada tingkat wacana. Koherensi ditentukan oleh kerangka acuan wacana.


Konsep Kohesi dalam Wacana

Kohesi merupakan aspek formal bahasa dalam wacana. Kohesi juga merupakan organisasi sintaksis dan merupakan wadah bagi kalimat yang disusun secara padu dan padat untuk menghasilkan tuturan. Pengetahuan strata dan penguasaan kohesi yang baik memudahkan pemahaman tentang wacana. Wacana bernar-benar bersifat kohesif apabila terdapat kesesuaian secara bentuk bahasa terhadap konteks.Konsep kohesi mengacu pada hubungan bentuk. Artinya, unsur-unsur (kata atau kalimat) yang digunakan untuk menyusun suatu wacana memiliki keterkaitan yang padu dan utuh.

Dengan kata lain, kohesi adalah aspek internal dari struktur wacana. Penelitian terhadap unsur kohesi adalah bagian dari kajian tentang aspek formal bahasa, dengan organisasi dan struktur kewacanaanya yang berkonsentrasi pada dan bersifat sintaksis gramatikal. Wacana yang baik dan utuh adalah jika kalimat-kalimatnya bersifat kohesif. Hanya melalui hubungan yang kohesif, maka ketergantungannya pada unsur-unsur lainnya. Hubungan kohesif khusus yang bersifat lingual-formal. Unsur-unsur kohesi wacana terdiri atas dua jenis, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal.

Unsur-unsur kohesi gramatikal terdiri dari reference (referensi), substitution (substitusi), ellipsis (elipsis), dan conjunction (konjungsi), sedangkan unsur-unsur kohesi leksikal terdiri atas reiteration (reiterasi) dan collocation (kolokasi). Referensi atau penunjukan merupakan bagian kohesi gramatikal yang berkaitan dengan penggunaan kata atau kelompok kata untuk menunjuk kata atau kelompok kata atau satuan gramatikal lainnya. Dalam konteks wacana, penunjukan terbagi atas dua jenis yaitu penunjukan eksoforik (di luar teks) dan penunjukan endoforik (di dalam teks).

Dalam aspek referensi, terlihat juga adanya bentuk-bentuk pronomina (kata ganti orang, kata ganti tempat, dan kata ganti lainnya). Substitusi (penggantian) adalah proses dan hasil penggantian unsur bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar. Proses substitusi merupakan hubungan gramatikal dan lebih bersifat hubungan kata dan makna. Elipsis (penghilangan) adalah proses penghilangan kata atau satuan-satuan kebahasaan lain. Bentuk atau unsur yang dilesapkan itu dapat diperkirakan ujudnya dari konteks luar bahasa.

Konjungsi atau kata sambung adalah bentuk atau satuan kebahasaan yang berfungsi sebagai penyambung, perangkai, atau penghubung antara kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan seterusnya. Kohesi leksikal adalah hubungan leksikal antara bagian-bagian wacana untuk mendapatkan keserasian struktur secara kohesif. Tujuan digunakannya aspek-aspek leksikal diantaranya adalah untuk mendapatkan efek intensitas makna bahasa, kejelasan informasi, dan keindahan bahasa lainnya.


Konsep Koherensi dalam Wacana

Koherensi berarti kepaduan dan keterpahaman antarsatuan dalam suatu teks atau tuturan. Dalam stuktur wacana, aspek koherensi sangat diperlukan keberadaannya untuk menata pertalian batinantara proposisi yang satu dengan lainnya untuk mendapatkan keutuhan. Keutuhan yang koheren tersebut dijabarkan oleh adanya hubungan-hubungan makna yang terjadi antarunsur secara semantik. Hubungan tersebut kadang kala terjadi dengan alat batu kohesi, namun kadang-kadang dapat terjadi tanpa bantuan alat kohesi, secara keseluruhan hubungan makna yang bersifat koheren menjadi bagian dari organisasi semantis.

Keberadaan unsur koherensi sebenarnya tidak pada satuan teks saja (secara formal), melainkan juga pada kemampuan pembaca atau pendengar dalam menghubung-hubungkan makna dan menginterpretasikan suatu bentuk wacana yang diterimanya. Jadi, kebermaknaan unsur koherensi terletak pada kelengkapannya yang serasi antara teks dengan pemahaman penutur atau pembaca. Pada dasarnya, hubungan koherensi adalah suatu rangkaian fakta dan gagasan yang teratur dan tersusun secara logis. Koherensi dapat terjadi secara implisit karena berkaitan dengan bidang makna yang memerlukan interpretasi. Hubungan koherensi wacana sebenarnya adalah hubungan makna atau maksud.

Artinya, antara kalimat bagian yang satu dengan kalimat lainnya secara semantis memiliki hubungan makna. Kajian mengenai koherensi dalam tataran analisis wacana merupakan hal mendasar dan relatif paling penting karena permasalahan pokok dalam analisis wacana adalah bagaimana mengungkapkan hubungan-hubungan yang rasional dan kaidah-kaidah tentang cara terbentuknya tuturan-tuturan yang koheren. Suatu rangkaian kalimat dituntut bersifat gramatikal sekaligus berhubungan secara logis dan kontekstual. Dengan demikian analisis wacana juga merupakan analisis keruntutan dan kelogisan berfikir. Jadi, koherensi adalah kepaduan antarbagian secara batiniah. Bagian-bagian yang disebut proporsi tersebut membentuk jalinan semantik sehingga tersusun kesatuan makna yang utuh.

Demikian sedikit pembahasan mengenai Fungsi Bahasa semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua, dan kami ucapkan Terima Kasih telah menyimak ulasan kami. Jika kalian merasa ulasan kami bermanfaat mohon untuk dishare 🙂

Baca juga artikel lainnya tentang: