Jelaskan Faktor Produksi Alam?

Jelaskan Faktor Produksi Alam? – Ada empat jenis faktor produksi di sektor ekonomi, yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, modal dan keahlian. Keempat faktor produksi ini memiliki karakteristik masing-masing.


Pengertian Faktor Produksi AlamJelaskan Faktor Produksi Alam

Apa yang dimaksud dengan sumber daya alam adalah semua faktor yang berasal dari kekayaan alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Menurut Suratiyah (2015), faktor-faktor alami dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor-faktor tanah dan lingkungan alam di sekitarnya. Faktor-faktor tanah seperti tanah dan kesuburan, faktor-faktor alami dekat dengan ketersediaan air, suhu dan sebagainya. Alam memiliki berbagai sifat yang harus diketahui, karena upaya pertanian adalah upaya yang sangat sensitif terhadap pengaruh alami.

Faktor produksi alami yang terdiri dari udara, iklim, darat, flora dan fauna, sangat mempengaruhi pertanian, tanpa darat / darat, udara, sinar matahari, dan cahaya tidak akan pernah memiliki produk pertanian. Bahkan lebih lanjut dijelaskan, faktor iklim menentukan komoditas yang akan dibudidayakan di sebuah peternakan, baik untuk tanaman maupun ternak.

Komoditas yang dibudidayakan harus sesuai dengan kondisi iklim lokal, ini dimaksudkan agar produktivitasnya tinggi dan dapat memberikan manfaat yang lebih baik bagi manusia. Selain itu, iklim juga mempengaruhi penentuan tarologi yang sesuai yang digunakan untuk setiap jenis pertanian.

Menurut Setiawan (2009) iklim adalah salah satu komponen lingkungan terpenting untuk pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Elemen-elemen iklim adalah sinar matahari (intensitas cahaya), suhu udara, suhu tanah, curah hujan, kelembaban udara, kelembaban tanah, pH dan angin.

Perubahan iklim yang terjadi di suatu daerah akan menghasilkan elemen-elemen ini juga akan berubah sesuai dengan perubahan dalam illeksisme. Ini dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini. Selain itu, dalam kondisi tertentu, pengaruh iklim pada pertumbuhan vegetasi di suatu tempat seringkali lebih kuat, dibandingkan dengan pengaruh faktor produksi tanah.

Perubahan elemen iklim seringkali juga dapat menjadi ancaman yang sangat serius bagi sektor pertanian dan berpotensi akan membawa masalah baru untuk keberlanjutan produksi pangan dan produksi pertanian pada umumnya.

Dalam contoh di atas dinyatakan bahwa perusahaan garmen membutuhkan tanah sebagai tempat di mana perusahaan pendirian. Tanah adalah contoh faktor produksi alami. Jadi, faktor-faktor produksi alami adalah segalanya di alam semesta ini baik di darat, laut, dan udara yang digunakan dalam proses produksi. Tanah luas lebar, baik di dalamnya seperti air, udara, tanaman, hewan, dan sebagainya, dan yang di dalamnya seperti batu, emas, tembaga, batu bara, timah, dan sebagainya adalah contoh faktor produksi alami. Membalas layanan yang diterima oleh pemilik faktor produksi alami dalam bentuk sewa, seperti sewa tanah.

Tanah memiliki sifat khusus, yaitu, tidak dapat direproduksi dan tidak dapat ditransfer, oleh karena itu tanah memiliki nilai terbesar di antara semua faktor produksi. Maka dapat dijelaskan, tanah itu sebagai salah satu faktor produksi dalam pertanian dapat ditinjau dari berbagai variabel sebagai berikut:


Tanah Sebagai Faktor Produksi

Tanah sebagai faktor produksi umumnya memiliki sifat-sifat berikut:

  • Relatif jarang dibandingkan dengan faktor-faktor produksi lainnya.
  • Distribusi penguasaan dalam masyarakat yang tidak rata.

Tanah adalah pabrik produk pertanian. Tanah adalah faktor produksi yang tahan lama, sehingga bukan depresiasi atau depresiasi dan memperoleh bagian dari produksi karena layanannya dalam produksi.

Pembayaran layanan produksi ini disebut sewa tanah. Tanah sangat berpengaruh pada pendapatan pertanian. Faktor-faktor tanah yang mempengaruhi pendapatan pertanian adalah luas lahan, kondisi fisik, fragmentasi tanah, lokasi tanah dari pusat perekonomian, dan status tenurial lahan.

Secara umum, dapat dinyatakan, bahwa meningkatnya area lahan (yang dikerjakan / ditanam), semakin besar jumlah produksi yang diproduksi oleh tanah. Pentingnya tanah sebagai faktor produksi dalam pertanian, terbukti dari besarnya layanan yang diterima oleh tanah, dibandingkan dengan faktor-faktor produksi lainnya.

Besarnya layanan lahan ini disebabkan oleh berbagai alasan, antara lain: karena ketersediaan lahan terbatas, kebutuhan akan tanah semakin dibutuhkan untuk berbagai kepentingan, terutama yang terkait dengan meningkatnya populasi, dan sebagainya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi pertanian adalah divisi (divisi) tanah, yaitu kontribusi tanah (tanah) milik seseorang menjadi ladang kecil atau plot, dan juga subpression (fragmentasi) tanah, yang merupakan diartikan sebagai pertanian tanah (tanah) yang terletak kental.

Membagi dan menundukkan tanah (tanah) pertanian ini, umumnya terjadi karena proses pembelian dan penjualan, warisan dan hibah pernikahan, serta sistem kemerahan, yang dalam semua kondisi ini umumnya akan mengurangi tingkat efisiensi produksi.


Pengaruh Luas Lahan

Luas tanah adalah seluruh area yang merupakan tempat di mana pertumbuhan tanaman atau bekerja pada proses penanaman, luas lahan umumnya dapat menjamin jumlah atau output produksi pertanian yang akan diperoleh oleh petani.

Jika area lahan meningkat dan diikuti oleh peningkatan produksi, sangat mungkin bahwa pendapatan pertanian akan meningkat, serta sebaliknya, sehingga dapat dinyatakan ada hubungan tidak langsung antara luas lahan dan pendapatan pertanian yang bersangkutan.

Area lahan pertanian umumnya akan mempengaruhi skala bisnis yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi efisiensi bisnis pertanian. Seringkali menemukan tanah yang lebih luas digunakan di sebuah peternakan, itu akan lebih tidak efisien. Ini terutama disebabkan oleh:

  • Pengawasan lemah dari penggunaan faktor-faktor produksi.
  • Pasokan tenaga kerja yang terbatas.
  • Pasokan modal terbatas.

Pengaruh Topografi

Topografi menggambarkan penggunaan lahan pertanian berdasarkan ketinggian tempat di atas permukaan laut. Misalnya: Pantai Plains, dataran rendah dan dataran tinggi. Penggunaan lahan sesuai dengan topografi ini dapat mengkarakterisasi karakteristik pertanian di daerah yang bersangkutan.

Secara umum, tanaman yang tepat yang ditangkap di daerah dataran tinggi tidak akan memberikan hasil produksi yang optimal, jika ditanam di daerah dataran rendah. Ini terkait dengan iklim, seperti kelembaban udara yang berbeda antara dataran rendah dengan kelembaban udara di dataran tinggi.

Topografi juga terkait dengan kemiringan yang terkait erat dengan iklim dan tanah, terutama dalam menentukan jenis pertanian. Perbedaan topografi di berbagai daerah umumnya ditentukan oleh ketinggian dan bentuk tanah di wilayah tersebut. Berdasarkan kemiringan, kondisi topografi teritorial dapat diklasifikasikan ke dalam:

  • Kemiringan 0 – 2% =  datar
  • Kemiringan 2 – 5% =  sedikit bergelombang
  • Kemiringan 5 – 8% =  bergelombang-berbukit
  • Kemiringan 8 – 15% =  berbukit-bukit
  • Kemiringan > 15% =  lahan curam

Tanah dengan lereng> 5% tidak cocok untuk jenis tanaman-usia, bahkan jika itu dapat diimbangi dengan upaya untuk mencegah erosi, sedangkan tanah dengan kemiringan> 8% tidak boleh digunakan untuk lahan pertanian, tetapi harus ditangani untuk menjaga kelestarian lingkungan.


Pengaruh Kesuburan Tanah

Kesuburan lahan pertanian dapat menentukan produktivitas tanaman. Kesuburan pertanian ini umumnya terkait dengan struktur dan tekstur tanah, yang akan menentukan jenis tanah (aluvial, grumosol, dll.).

Pada akhirnya lahan jenis ini akan menentukan jenis tanaman yang dapat hidup dan tumbuh di tanah. Tanah adalah salah satu media yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dibudidayakan.

Tanah dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman jika tanahnya subur. Tanah subur adalah tanah yang memiliki bahan organik, yaitu material yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang telah terurai.

Bahan organik ini mempengaruhi pembentukan sturktur lahan, aerasi di tanah, dan kondisi pH tanah yang akan mempengaruhi ketersediaan nutrisi di lapangan. Keberadaan bahan organik pada lahan pada akhirnya akan mempengaruhi sifat fisik, kimia dan biologis tanah. Bahan organik tanah juga merupakan pengaruh yang baik pada sifat fisik tanah seperti aerasi lahan dan tanah agregat.

Selain mempengaruhi sifat fisik, kimia dan biologis tanah, bahan organik juga mempengaruhi ketersediaan nutrisi pada tanah. Bahan organik seperti sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mengalami dekomposisi, akan berkontribusi unsur-unsur nutrisi ke tanah, terutama nutrisi N, P, dan lainnya.

Elemen HARA adalah salah satu zat yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kesuburan tanah ini dapat dilihat dari ketersediaan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dan tersedia secara terus menerus, yaitu dari perkecambahan hingga tanaman dewasa atau dapat dipanen.

Nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dapat dibagi menjadi dua, yaitu nutrisi makro dan mikro. Nutrisi makro seperti n, p, dan k adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar atau besar, sementara nutrisi mikro seperti Fe, Cu, MN, B, B, CI adalah nutrisi yang dibutuhkan sedikit.

Meskipun nutrisi sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, tetapi jika nutrisi yang tersedia terus meningkat dan melebihi kebutuhan tanaman, itu akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman, terutama dalam produksi pabrik.

Jika pasokan nutrisi terus meningkat menjadi melebihi kebutuhan tanaman, produksi tanaman akan turun, oleh karena itu keseimbangan dan kebutuhan nutrisi ini perlu dipertimbangkan.

Upaya mempertahankan lahan untuk tetap subur dan produktif, dapat dilakukan dengan manajemen yang tepat, sehingga dapat memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman yang akan mempengaruhi peningkatan produksi pabrik, selain penambahan pupuk organik dan anorganik.

Jenis pupuk anorganik memiliki elemen nutrisi yang lebih tinggi dan tersedia dengan cepat dibandingkan dengan organik tetapi penggunaan pupuk anorganik (pupuk kimia) harus sesuai. Jika administrasi pupuk anorganik atau pupuk kimia dilakukan terus menerus pada dosis tinggi, itu akan menyebabkan polusi tanah oleh bahan kimia pupuk sehingga akan mempengaruhi kesuburan tanah.

Selain itu, administrasi pupuk anorganik yang terlalu tinggi akan mempengaruhi ketersediaan nutrisi di tanah, agregat tanah dan aerasi tanah menjadi tidak baik karena kurangnya bahan organik tanah.

Jika ini terjadi, tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik karena kebutuhan nutrisi dan kondisi tanah tidak mendukung sebagai tempat untuk tumbuh dan perkembangan akar tanaman yang mendukung tanaman.

Kondisi ini perlu dipertimbangkan, terutama terkait dengan ketersediaan bahan organik pada tanah dan bahan anorganik yang sesuai, sehingga tidak merusak tanah dan mengurangi kualitas tanah.


Pengaruh Status Tanah

Status lahan pada dasarnya memberi makna hubungan antara tanah atau lahan pertanian dengan kepemilikan tanah, atau sering dinyatakan sebagai status kepemilikan tanah yang digunakan oleh petani untuk pertanian.

Hubungan antara lahan pertanian dengan petani dibagi menjadi tiga tingkat, dari hubungan terkuat dengan yang terlemah, yaitu (1) hak properti, (2) hak sewa, dan (3) hak untuk berbagi atau karung. Perbedaan dalam hubungan-hubungan ini, umumnya akan mempengaruhi kesediaan petani untuk meningkatkan produksi dan meningkatkan kesuburan tanah.

Berdasarkan bentuk hubungan antara petani dan tanah dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis petani, yaitu petani yang menjadi pemilik budidaya, petani penyewa, dan petani artis. Tiga status lahan, masing-masing memiliki karakteristik berikut:


Tanah Hak Milik

  • Diproses secara bebas oleh pemilik petani,
  • Bebas untuk menentukan cabang pertanian yang akan dicoba di tanah
  • Gratis untuk menggunakan metode budidaya teknis dan yang paling terkontrol oleh petani
  • diperdagangkan secara bebas oleh pemilik petani
  • Dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab atas tanah tersebut
  • Waktu untuk kepemilikan tanah tidak terbatas
  • Dapat digunakan sebagai jaminan (agunan) untuk meminjam modal dari bank.

Tanah Hak Sewa

Land darat adalah tanah yang disewa oleh petani kepada pihak lain atau petani, karakteristik lahan sewa ini, bagi pemilik petani memiliki otoritas seperti tanah yang dimiliki di luar periode sewa yang disepakati oleh para petani. Tetapi petani penyewa tidak boleh menjual dan membuat tanah sebagai jaminan (jaminan), sementara waktu manajemen terbatas pada waktu sewa yang disepakati.


Tanah Bagi Hasil

Tanah Sakap adalah tanah orang lain yang atas persetujuan dari pemiliknya, bekerja atau dikelola oleh petani lain dalam pengelolaan pertaniannya. Bagi para petani lain tidak bebas untuk menentukan cabang pertanian yang akan dibudidayakan. Pemilik faktor produksi alam akan memperoleh balas jasa berupa bagi hasil berdasarkan ketentuan kedua belah pihak.

Demikian juga dengan pilihan teknologi yang akan digunakan dalam pengelolaan wirausahawan harus dikonsultasikan dengan pemilik. Waktu manajemen untuk petani seniman yang tidak menentu, karena pemilik petani dapat menghentikan budidaya atau pengelolaan pertanian.

Demikian sedikit pembahasan mengenai Jelaskan Faktor Produksi Alam? semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua, dan kami ucapkan Terima Kasih telah menyimak ulasan kami. Jika kalian merasa ulasan kami bermanfaat mohon untuk dishare 🙂

Baca juga artikel lainnya tentang: