Fungsi.co.id – Apa Saja Fungsi Pengendalian Sosial? – Kontrol sosial tidak hanya berfungsi untuk meminimalkan konflik. Tetapi juga berfungsi untuk mengontrol sikap dan perilaku selama sosialisasi. Sebagaimana diketahui bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang homogen.
Banyak perbedaan yang dapat dijadikan sebagai pemicu munculnya suatu konflik. Oleh karena itu, diperlukan kontrol sosial untuk menjaga kerukunan antar sesama. Lalu apa fungsi dari kontrol sosial? Semuanya dibahas secara rinci di sini.
Daftar Isi
Definisi Pengendalian Sosial
Definisi kontrol sosial memiliki beberapa pandangan, menurut para ahli. Apa pendapat Anda tentang kontrol sosial? Berikut penjelasannya.
-
Sorjono Soekanto
Definisi Soerjono tentang pengendalian sosial adalah terjadinya suatu proses yang bertujuan untuk mengajak, memaksa, dan mengarahkan masyarakat untuk mematuhi peraturan yang berlaku, baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan.
-
Joseph S Roucek
Bertentangan dengan pendapat Yusuf yang mengartikan kontrol sosial lebih luas dari pendapat Soerjono. Dimana kontrol sosial tidak hanya terfokus pada semua proses, tetapi banyak pandangan yang bersifat edukatif, mengajak dan memaksa masyarakat untuk tunduk pada nilai-nilai sosial yang berlaku.
-
Schaefer
Dari sudut pandang Schaefer, konsep kontrol sosial dapat mempengaruhi siapa saja tanpa terkecuali. Semua lapisan masyarakat membutuhkan kontrol sosial. Termasuk di semua lembaga sosial, keluarga. Jadi kontrol sosial memiliki aspek dan cakupan yang lebih luas.
-
Peter L Berger
Lebih sederhana, Peter mendefinisikan kontrol sosial sebagai upaya untuk mempublikasikan anggota masyarakat yang menyimpang sebagai tidak menyimpang.
-
Karel J. Veeger
Pengertian kontrol sosial juga dapat merujuk pada hubungan atau sosialisasi dengan cara atau cara tertentu yang bertujuan untuk menyelaraskan kehendak kelompok masyarakat. Jika perilaku dan sikap masyarakat sesuai dengan norma sosial, maka akan tercipta sikap yang konsisten sesuai harapan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kontrol sosial adalah suatu proses sosial yang muncul karena spontanitas atau perencanaan. Kontrol sosial juga dapat dipahami sebagai suatu sistem atau proses yang tidak hanya mendidik masyarakat tetapi juga memaksa masyarakat untuk berperilaku dan bertindak sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku.
Fungsi Pengendalian Sosial
- Mencegah terjadinya perilaku menyimpang.
- Memperingatkan para pelaku penyimpangan karena perilakunya yang menyimpang dan berusaha membawa mereka kembali ke jalan yang benar.
- Menjunjung tinggi nilai dan norma yang berlaku, termasuk menegakkan norma hukum yang terkadang diabaikan.
- Membantu terciptanya ketertiban, ketertiban, kerukunan sosial, keamanan dan ketenteraman bagi seluruh warga negara.
Jenis-Jenis Pengendalian Sosial
Ternyata mengetahui pengertian kontrol sosial dan tujuannya saja tidak cukup. Perlu Anda ketahui jenis-jenis kontrol sosial, jenis-jenis di bawah ini sebenarnya sudah tidak asing lagi kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Penasaran tentang apa saja? Berikut pembahasannya.
-
Hukuman
Jadi kontrol sosial dalam bentuk hukuman ini bisa digunakan untuk hal positif dan negatif tergantung konteksnya mau menggunakan cara yang mana. Misalnya, jika Anda berhasil menahan diri dari tindakan ilegal, Anda akan menerima penghargaan untuk hal-hal positif. Bisa juga karena ada hukuman atau sanksi sosial jika ketahuan melanggar hukum atau norma sosial.
-
Pendidikan
Kontrol sosial berupa pendidikan sebagai cara kontrol sosial yang dilakukan secara sadar dan dilakukan melalui pendidikan. Setidaknya melalui pembelajaran dan peningkatan pengetahuan dalam dunia pendidikan akan lebih baik wawasan, sudut pandang dan argumentasi tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
-
Agama
Agama merupakan salah satu kontrol sosial yang paling efektif. Orang dengan pemahaman agama yang baik mampu menekan dan meminimalkan pelanggaran norma dan aturan masyarakat. Alasannya sederhana, karena apa pun yang dilarang, jika dilanggar, adalah dosa. Ajaran agama seperti ini sangat efektif sebagai pengendali sosial yang dilandasi rasa takut kepada Sang Pencipta.
-
Ostrasisme
Jenis kontrol sosial berikutnya adalah pengucilan, atau yang biasa kita dengar tentang pengucilan. Pengecualian ini diperoleh bagi mereka yang melanggar norma sosial atau aturan masyarakat. Pengecualian mengambil banyak bentuk dan dipengaruhi oleh banyak hal. Intinya, ketika seorang korban dikucilkan, berarti mereka dihukum dengan sanksi sosial.
-
Teguran
Selain pengucilan, jenis kontrol sosial lain yang lebih frontal adalah teguran. Teguran umumnya diberikan kepada mereka yang melanggar aturan, dibuat berkali-kali, atau hanya sekali melanggar. Rujukan itu sendiri juga bermacam-macam bentuknya. Ada peringatan tertulis, peringatan tidak tertulis dan peringatan langsung atau tidak langsung. Peringatan diberikan untuk tujuan menjadi pribadi yang lebih baik.
-
Ejekan
Dalam kehidupan sehari-hari Anda pasti pernah diejek atau mungkin diejek oleh orang lain karena melanggar norma yang telah ditetapkan. Bentuk ejekan tidak selalu dilakukan langsung di depan orang. Namun ada juga ejekan berupa hinaan dan sindiran.
-
Intimidasi
Intimidasi adalah kontrol sosial yang digunakan untuk mengancam seseorang yang diyakini telah melanggar norma sosial atau hukum yang berlaku. Cara kerja intimidasi adalah dengan mendorong, mengancam, dan mengintimidasi.
Tujuan Pengendalian Sosial
Semakin banyak konflik yang terjadi dalam interaksi sosial, semakin mendorong orang untuk membuat aturan agar terkontrol. Jadi apa tujuan dari kontrol sosial? Dari sekian banyak tujuan, berikut beberapa.
-
Menciptakan Ketertiban
Tentu kontrol sosial diciptakan untuk menciptakan ketertiban. Umumnya, kontrol sosial dilakukan sebagai akibat dari kekacauan dan konflik, yang menyebabkan kegembiraan dan kegelisahan dalam sosialisasi masyarakat.
-
Meminimalisir Terjadinya Penyimpangan Nilai Dan Norma Sosial
Tujuan lain yang tidak kalah pentingnya adalah upaya meminimalisir terjadinya penyimpangan nilai dan norma sosial. Kita tahu bahwa konflik dan konflik muncul karena tidak ada aturan yang jelas. Tidak ada norma bagi orang untuk bertindak seperti yang mereka inginkan.
Di sisi lain, jika ada nilai dan norma sosial yang berlaku. Jadi orang berpikir dua kali sebelum melakukan sesuatu. Dalam kontrol sosial, setidaknya mendorong orang untuk memikirkan akibat yang mereka terima ketika mereka melanggar norma-norma sosial yang ada.
-
Melahirkan Budaya Malu
Seperti diketahui, era milenial budaya malu sudah mulai memudar. Tidak seperti 30 tahun lalu, ketika rasa malu mendominasi. Kesadaran akan budaya malu inilah yang merupakan kontrol sosial tanpa paksaan.
Sejak teknologi, kecanggihan telah hilang dalam budaya rasa malu milenial. Mereka bahkan tidak tahu bagaimana harus bersikap terhadap orang yang lebih tua. Fingers lebih banyak bicara dalam hal membuat komentar kasar. Hilangnya budaya malu seperti itu kini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menempa dan mendidik orang-orang terdekat kita.
-
Menegakkan Hukum
Tujuan dari kontrol sosial tidak kalah pentingnya untuk menegakkan hukum. Ketika kita menggunakan media sosial atau menyiarkan berita di TV, banyak kasus menyiratkan bahwa hukum dapat dibeli oleh mereka yang memiliki uang. Menghindari hal-hal tersebut memerlukan kontrol sosial agar hukum dapat ditegakkan.
-
Menciptakan Kedamaian Dan Ketentraman Masyarakat
Tujuan keberhasilan suatu bangsa diukur dari derajat ketentraman dan ketentraman masyarakatnya. Masyarakat yang damai sebagai indikator tidak adanya kejahatan atau penyimpangan. Dimana kejahatan dan penyimpangan biasanya muncul karena ketidakadilan, angka kemiskinan dan faktor pendidikan yang masih rendah.
Cara Pengendalian Sosial
Mungkin ada yang bertanya-tanya bagaimana cara melakukan kontrol sosial, ada beberapa cara yaitu preventif, koersif, represif dan persuasif. Penilaian selengkapnya adalah sebagai berikut.
-
Pengendalian Sosial Preventif
Pengendalian sosial yang bersifat preventif adalah upaya untuk mencegah terjadinya penyimpangan dari norma-norma sosial dan nilai-nilai masyarakat.
-
Pengendalian Sosial Koersif
Kontrol sosial koersif adalah cara mengontrol perilaku dan sikap orang lain melalui paksaan dan kekerasan. Meskipun orang tersebut dikendalikan oleh penyimpangan dengan cara yang keras, metode ini memiliki dampak negatif lainnya. Misalnya, memicu reaksi negatif pada pelaku. Kontrol sosial koersif umumnya dilakukan dengan dua cara, yaitu kompulsif dan pervasif.
-
Kompulsi
Pemaksaan adalah suatu keadaan yang dilakukan dengan paksaan. Umumnya dilakukan oleh orang yang berwenang pada individu atau kelompok tertentu yang melanggar norma. Dimana orang tersebut dipaksa untuk menyesuaikan diri dan mengubah sikap.
-
Pervasi
Sedangkan permeasi diartikan sebagai penetapan norma atau aturan yang dilakukan secara berulang-ulang. Pengulangan inilah yang memasuki kesadaran dan secara tidak langsung dapat mengubah sikap sesuai keinginan.
-
Pengendalian Sosial Represif
Berbeda dengan kontrol sosial represif, hal ini berarti kontrol sosial merupakan kondisi penyimpangan sosial dalam masyarakat. Kemudian yang bersangkutan berurusan dengan pengadilan, dan terbukti bahwa dia ingkar janji. Kemudian para pelaku dihukum dan hutang serta denda dibayarkan.
-
Pengendalian Sosial Persuasif
Kontrol sosial juga dapat dilakukan dengan cara persuasif. Dapat dikatakan bahwa metode ini lebih mudah diterima oleh para pelaku jika dikomunikasikan dengan bahasa yang tepat. Kontrol sosial persuasif umumnya dilakukan melalui penyuluhan, penyuluhan dan pembinaan terhadap pelaku. Ada berbagai cara untuk memberikan nasihat, mulai dari lisan, simbolis, hingga memasang spanduk, iklan layanan masyarakat, atau menggunakan plakat.
-
Lembaga Pengendalian Sosial
Kalau dipikir-pikir lagi, seharusnya ada lembaga yang bertanggung jawab untuk menangani penyimpangan dan pelanggaran aturan. Nah, ada perbedaan jenis lembaga kontrol sosial formal dan informal. Jadi siapa mereka?
-
Lembaga Pengendalian Sosial Formal
Lembaga-lembaga pengendalian sosial yang berkompeten secara formal adalah kepolisian, pengadilan, dan lembaga pendidikan. Dimana ketiga lembaga tersebut memiliki peran dan tanggung jawab yang tidak kalah pentingnya.
Karena lembaga tersebut merupakan lembaga formal, maka kontrol sosial yang dilakukan tentu saja tampak formal dan kaku. Kekakuan inilah yang memiliki efek positif. karena orang menjadi lebih pendiam dan cemas dan tidak bisa lagi bermain-main.
-
Lembaga Pengendalian Sosial Informal
Jika kita menyebutkan lembaga formal kontrol sosial, maka ada juga yang informal. Lembaga-lembaga tersebut meliputi lembaga adat, lembaga keagamaan, tokoh masyarakat, organisasi sosial, dan organisasi penyiaran dan berita (pers).
Di Indonesia, kontrol sosial informal lebih akrab dan dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama di beberapa daerah pedesaan dan terpencil. Padahal, lembaga formal kurang ditakuti, lebih ditakuti lembaga adat dan keagamaan. Oleh karena itu, banyak kontrol sosial yang menggunakan lembaga kontrol sosial informal.
Faktor Timbulnya Penyimpangan Sosial
Ada banyak penyebab penyimpangan sosial. Kita tahu bahwa segala sesuatu yang terjadi muncul karena ada sebab dan akibat. Ketika kita berbicara tentang sebab dan akibat, ada banyak penyebab. Berikut ini disertakan.
-
Sikap Mental Tidak Sehat
Rata-rata terjadinya penyimpangan sosial disebabkan oleh sikap mental yang tidak sehat. Ada banyak bentuk sikap tidak sehat. Mulai dari tawuran, perampokan, mabuk-mabukan dan diakhiri dengan pencurian.
-
Hubungan Kekeluargaan Tidak Harmonis
Faktor paling umum munculnya penyimpangan sosial dan banyak kita temukan masalah dengan hubungan keluarga yang tidak harmonis. Misalnya, banyak anak membutuhkan perhatian orang tua sementara orang tua terlalu sibuk. Atau kasus umum lainnya, misalnya orang tua terlalu menuntut anak untuk melakukan ini dan itu, tetapi tidak diimbangi dengan kasih sayang.
-
kekecewaan
Kekecewaan juga merupakan faktor penting dalam menciptakan penyimpangan sosial yang perlu dikendalikan. Itu benar-benar tergantung pada jenis kekecewaan yang ditimbulkan. Kekecewaan yang tidak diindahkan dapat mengarah pada kekerasan, pelecehan, dan masalah negatif lainnya.
-
Pengaruh Keputusan Perekonomian
Ternyata bukan hanya masalah kesehatan mental yang dibicarakan. Masalah ekonomi yang sulit juga dapat memicu terjadinya penyimpangan, yang juga segera dikendalikan. Misalnya saat kita menonton berita. Pencurian atau perampokan rata-rata disebabkan oleh pemaksaan dan masalah ekonomi.
-
Faktor Lingkungan Dan Media Massa
Media sosial juga menjadi faktor yang tidak kalah penting untuk diperhatikan oleh keluarga. Kita tahu bahwa media dan digitalisasi tidak selalu menawarkan hal-hal yang baik, melainkan sebaliknya. Hal ini menyebabkan konflik dan kontradiksi.
-
Pembelajaran Yang Menyimpang
Pembelajaran juga dapat menimbulkan pemahaman yang menyimpang. Pada umumnya hal ini terjadi karena mereka belajar IPA secara mandiri, tidak ada guru pendamping. Ada pesan kalau mau belajar harus ada guru. Jika Anda belajar sendiri, maka gurunya adalah iblis. Manifestasi dari bentuk pengetahuan ini adalah kesalahan. Perlu kita ketahui bahwa ilmu dan kebodohan itu salah dan kebenarannya sangat tipis.
-
Faktor Ikatan Sosial Yang Berlainan
Faktor ikatan sosial yang berbeda juga dapat menjadi faktor munculnya konflik. Tidak hanya itu, ketidakmampuan seseorang untuk mengasimilasi nilai-nilai norma yang diberlakukan dalam kehidupan juga menjadi faktor divergensi yang tidak boleh diabaikan.
-
Kegagalan Dalam Proses Sosialisasi
Interaksi sosial dan bersosialisasi dengan orang lain tidak selalu berakhir dengan baik. Bahkan, mulai berinteraksi dengan lingkungan dan justru menjadi korban bullying. Jadi semacam kegagalan dalam proses bersosialisasi dengan masyarakat yang harus ditempa mental, mental yang diserang.
Demikian sedikit pembahasan mengenai Apa Saja Fungsi Pengendalian Sosial? semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua, dan kami ucapkan Terima Kasih telah menyimak ulasan kami. Jika kalian merasa ulasan kami bermanfaat mohon untuk dishare :).
Baca juga artikel lainnya tentang: