Pengertian Qasidah: Sejarah Perkembangan, Cotoh dan Fungsi

Pengertian Qasidah: Sejarah Perkembangan, Cotoh dan Fungsi – Hari ini kami akan membahas mengenai Qasidah. Pastikan kalian sudah tahukan apa itu Qasidah? Apa kalian belum tau apa itu Qasidah, nah kalau belum tahu mari baca pengertian atau definisi mengenai Qasidah di bawah ini.


Pengertian Qasidah

Qasidah berasal dari bahasa arab yang artinya nyanyian. namun maksud qasidah berikutnya menunjuk padalagu serta musik dengan khasnya, yaitu lagu dengan syair-syair bertemakan agama Islam atau da’wah Islam. Qasidah pun memunculkan kesenian dengan alat musiknya yang paling utama adalah rebana, kecrek dan sebagaiya. Qasidah terdiri dari lima atau enam orang dalam memainkan berbagai ukuranalatnya dari yang kecil hingga rebana yang besar ditambah dengan alat kecrek. Pada perkembangan berikutnya qasidah dapat dimainkan menggunakan alat kesenian lainnya sesuai dengan keterampilan seniman itu sendiri.


Sejarah dan Perkembangan Qasidah

Seni qasidah lahir bersamaan dengan kelahiran Islam. Pertama munculnya qasidah ditampilkan oleh kaum Anshar dalam perjalanan hijrah dari tanah kelahirannya (Makkah) ke Yatsrib (Madinah). Saat itu sebagian kaum Anshar menyambut kedatangan Nabi serta menyanyikan lagu-lagu pujian diiringi dengan lantunan musik rebana. Lagu-lagu sanjungan pada waktu itu pun melegenda sampai saat ini sebagai lagu klasik serta masih dapat dinikmati hingga sekarang.


Contoh Lagu Qasidah

Lagu qasidah biasanya tentang islam dan megajarkan kita untuk selalu mengingat Allah SWT.

Contoh dari lagu-lagu pujian itu adalah sebagai berikut:

  1. Ya Nabi, keselamatan untukmu.
  2. Ya Rasul, keseamatan untukmu.
  3. Ya Kekasih, keselamatan untukmu.
  4. Engkaulah matahari, engkaulah rembulan.
  5. Engkau cahaya di atas cahaya.
  6. Engkau penerang kegelapan.
  7. Engkau pelita penerang hati.

Seni qasidah pun biasa dipergunakan pada acara Marhaban, yaitu acara menyambut kelahiran bayi serta pada acara cukuran bayi yang berumur 40 hari, dan pada hari besar Islam lainnya. Berbeda dengan jenis musik yang datang dalam budaya Indonesia, qasidah merupakan kesenian yang diapresiasi oleh kalangan ulama dan pesantren. Dimana dalam hal berkesenian, kalangan ulama dan pesantren dapat dikatakan kurang menerima jenis kesenian lainnnya, bahkan cenderung mengharamkan.

Dalam keadaan ini dapat dimengerti bila qasidah lebih banyak berkembang di masyarakat yang memiliki budaya Islam yang kental seperti di pesantren-pesantren. Dalam hal ini di Propinsi Banten dengan ciri busaya pesantren yang masih kental, maka kesenian qasidah dapat hidup dan terus bertahan dari waktu ke waktu.

Dari segi lagu pada qasidah, para ulama membuat batasan, bahwa lagu qasidah haruslah mengandung pesan-pesan sebagai berikut:

  1. Mendorong keimanan kepada Allah dan Hari Akhir.
  2. Mendorong orang untuk beribadah dan taat terhadap Allah serta Rasulnya.
  3. Mendorong orang untuk berbuat kebajikan dan menjauhi ma’shiyat.
  4. Mendorong orang untuk bertindak amar ma’ruf dan nahyi munkar.
  5. Mendorong orang agar memiliki etos kerja tinggi dan berjiwa patriotis.
  6. Mendorong orang agar menjauhi gaya hidup mewah serta berbuat riya.
  7. Tidak menampilkan pornografi maupun porno-aksi dan menggugas syahwat.
  8. Tidak menampilkan syair yang cengeng sehingga membuat orang malas bekerja.

Qasidah sebagai bentuk kesenian yang dapat bertahan sejak mulai meningkat hingga sekarang. Dari tahun ke tahun grup qasidah selalu datang salinberganti. Jenis kesenian qasidah yang masih murni ialah memakai alat musik rebana dan kecrek hingga wujudnya yang bercampur dengan musik modern dapat terus berkembang. Justru wujud qasidah yang murni masih kuat dipertahankan oleh kaum muslimin, termasuk daerah Propinsi Banten. Tahun 2002 di Propinsi Banten terdaftar tidak kurang dari 83 grup Qasida yang tersebar di seluruh kota dan kabupaten.

Pernah juga muncul qasidah modern, yaitu grup Rofiqoh Dartowahab merupakan grup Qasidah yang pernah popular di negeri ini. Setelah ketenaran grup ini mulai pudar muncul pula grup lain yaitu grup Nasyidaria (dari kota Semarang) hingga sempat pula mengenyam masa kepopulerannya, kemudian meredup kembali. Seperti itulah Qasidah modern ini muncul dan pergi silih berganti. Akan tetapi tetap saja seni qasidah yang mempertahankan bentuk seninya atau seni yang sudah modern dapat bertahan dengan pengemarnya masing-masing.


Batasan Dalam Membuat Syair Qasidah

Para ulama’ Indonesia menyepakati bahwa ada beberapa poin yang harus terkandung di dalam lirik qasidah sebagai berikut:

  1. Menambah keimanan kepada Allah dan Hari Akhir.
  2. Memberikan semangat orang untuk beribadah dan taat terhadap Allah serta Rasulnya.
  3. Memberikan semangat orang untuk berbuat kebajikan dan menjauhi ma’shiyat.
  4. Memberikan semangat orang untuk bertindak amar ma’ruf dan nahyi munkar.
  5. Memberikan semangat orang agar memiliki etos kerja tinggi dan berjiwa patriotis.
  6. Memberikan semangat orang agar menjauhi gaya hidup mewah serta berbuat riya.
  7. Tidak di perbolehkan menampilkan pornografi maupun porno-aksi dan menggugas syahwat.
  8. Tidak di perbolehkan menampilkan syair yang cengeng sehingga membuat orang malas bekerja.

Bila semua pokok sudah bisa di penuhi maka lagu itu bisa di masukkan ke kategori qasidah.


Tips Bermain Rebana

Dalam memainkan rebana, ada yang perlu kita perhatikan seperti:

  1. Tenaga yang digunakan. tidak boleh berlebihan dan juga tidak terlalu lemah.
  2. Cara memukul harus benar agar tangan tidak cedera.
  3. Karena fisiknya agak licin, sesuaikan ukuran rebana dengan tangan kalian.
  4. Kenali jenis dan suara rebana dengan ukuran lainnya.

Tips belajar rebana paling baik bagi yang baru adalah dengan mengenali terlebihdahulu suara yang dihasilkan. Dalam sebuah penampilan, setidaknya kita membutuhkan 3 s.d. 4 buah rebana yang dimainkan bersahut-sahutan.


Grup Musik Rebana

Bentuk yang dipakai pada rebana dibuat dari kayu yang dibentuk. Tari zapon merupakan tarian tradisional yang memakai rebana sebagai pengiringnya. Rebana ou dipakai untuk qasidahan, ada juga jenis rebana hadroh, penampilan musikal yang kental dengan nuansa Islaminya.

Dalam prestasinya, biasa alat musik lain yang menemani permainan rebana, seperti:

  1. Bass Hadroh, wujudnya seperti drum bass biasa, tapi ada perbedaan pada salah satu bagiannya.
  2. Ketipung, alat musik pukul yang menghasilkan suara untuk mengiringi jalannya penampilan
  3. Marawis, mirip dengan rebana, baik dari cara memainkan, syair lagu yang dibawakan, hingga tekniknya.
  4. Dumbuk Batu, seperti gendang, tetapi hanya memiliki 1 buah lapisan untuk dipukul, sisi lainnya memiliki diameter berbeda dan berlubang.
  5. Dumbuk Pinggang, alat musik perkusi yang dimainkan dengan cara dipukul, bentuknya juga sama seperti dumbuk batu
  6. Tamborin, alat musik jenis perkusi yang dimainkan dengan cara digoyang dan dipukul, suaranya sangat ramai.
  7. Tabla, alat musik yang biasanya dimainkan dalam musik keagamaan dan terkenal di daerah India. Bentuknya seperti gendang tetapi pendek.
  8. Gendang & Bedug, kedua alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul.
  9. Gambus, alat musik petik yang berbentuk seperti gitar. Ia menghasilkan suara yang bernuansa Melayu.

Fungsi Serta Maksud Qasidah

Fungsi Qasidah adalah untuk hiburan,tetapi ada banyak makna yang bisa di ambil di dalamnya karena banyak sekali pesan yang tersirat di setiap syairnya. Contoh seperti membuat syair yang menjelaskan tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW, Dakwah Islam dan masih banyak contoh lainnya dengan satu tujuan yaitu menjunjung tinggi sejarah agama islam khususnya di Indonesia.

Demikian sedikit pembahasan mengenai Pengertian Qasidah: Sejarah Perkembangan, Cotoh dan Fungsi! semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua, dan kami ucapkan Terima Kasih telah menyimak ulasan kami. Jika kalian merasa ulasan kami bermanfaat mohon untuk dishare :).

Baca juga artikel lainnya tentang: