Pengertian Akulturasi: Faktor, Penyebab, Bentuk, Contoh, Dampak!

Pengertian Akulturasi : Faktor penyebab, Bentuk, Contoh, Dampak! – Akulturasi adalah suatu proses yang mana seseorang atau kelompok dari satu budaya datang untuk mengadopsi praktik dan nilai-nilai budaya lain. Sementara mereka masih tetap mempertahankan budaya mereka sendiri yang berbeda. Kemudian peristiwa ini paling sering terjadi didalam budaya minoritas yang mengadopsi unsur-unsur budaya mayoritas. Biasanya terjadi pada kelompok imigran yang secara kultural atau etnis berbeda dari mayoritas ditempat mereka berimigrasi.

Akulturasi adalah proses dua arah, contohnya mereka yang berada didalam budaya mayoritas sering mengadopsi unsur-unsur budaya minoritas yang bersentuhan dengannya. Kemudian prosesnya perpaduan tersebut terjadi di antara kelompok-kelompok di mana tidak ada yang mayoritas atau minoritas. Hal ini bisa terjadi pada tingkat kelompok dan individu dan bisa terjadi sebagai akibat dari kontak atau kontak orang dalam melalui seni, sastra atau media.

Contohnya bisa kalian lihat ketika islam masuk di nusantara yang mana mengadopsi budaya lokal seperti pertunjukan wayang yang diisi dengan dakwah. Penyebaran agama islam di nusantara yang pada akhirnya diterima dengan baik oleh masyarakat setempat. Akulturasi berbeda dengan proses asimilasi, meskipun beberapa orang menggunakan kata-kata secara bergantian. Asimilasi bisa menjadi hasil akhir dari proses suatu akulturasi, akan tetapi prosesnya bisa mempunyai hasil lain juga, termasuk penolakan, integrasi, marjinalisasi dan transmutasi.


Pengertian Akulturasi Menurut Para Ahli

Pengertian Akulturasi : Faktor penyebab, Bentuk, Contoh, Dampak!

  • Menurut Nardy

Akulturasi adalah proses sosial yang dihadapi oleh suatu kelompok manusia saat mereka menghadapi masuknya budaya asing. Namun, seiring dengan perkembangan zaman kebudayaan asing yang masuk bisa diterima tanpa harus menghilangkan ciri khas dari kebudayaan asalnya.


  • Hasyim (2011)

Beliau menyatakan bahwa akulturasi adalah hasil perpaduan antara dua kebudayaan didalam kehidupan manusia.


  • Menurut John w. Berry (2005)

Menurut beliau akulturasi adalah sebuah perpaduan dua buah kebudayaan yang disebabkan oleh adanya kontrak antar kelompok.


  • Dwi Hayudiarto (2005)

Menyatakan bahwa akulturas adalah sebuah perpaduan antara dua buah kebudayaan yang secara perlahan mulai diterima tanpa menghilangkan kebudayaan aslinya.


  • Menurut Suyono

Menurut beliau akulturasi adalah perpaduan antara dua atau lebih kebudayaan yang saling bertemu dan dan saling menerima.


  • Koentjaraningrat

Menyatakan bahwa akulturasi adalah sebuah proses dimana masuknya kebudayaan asing secara perlahan bisa diterima tanpa menghilangkan kebudayaan aslinya.


  • Menurut KBBI

Menurut kamus besar bahasa indonesia akulturasi adalah adanya penyerapan suatu budaya dari kelompok lainnya yang saling berinteraksi.


Faktor penyebab akulturasi

Akulturasi yang terjadi pada kelompok masyarakat diakibatkan oleh beberapa faktor. Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi akulturasi:

  1. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor penyebab terjadinya akulturasi yang intinya berasal dari dalam masyarakat itu sendiri. Beberapa faktor internal tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Penduduk yang semakin bertambah dan berkurang karena adanya kelahiran, kematian, dan migrasi.
  • Adanya penemuan-penemuan baru di berbagai bidang yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
  • Adanya proses penyempurnaan (inovasi) terhadap penemuan-penemuan baru sehingga menambah atau mengganti sesuatu yang ada di masyarakat.
  • Terjadinya konflik di dalam masyarakat, baik antar individu maupun kelompok.
  • Terjadinya pemberontakan atau revolusi pada suatu negara.

  1. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor penyebab terjadinya akulturasi yang sumbernya berasal dari luar masyarakat. Beberapa faktor eksternal tersebut diantaranya adalah sebagai berikut;

  • Terjadinya perubahan alam yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
  • Terjadinya peperangan pada suatu negara.
  • Adanya pengaruh kebudayaan asing melalui proses difusi (penyebaran budaya), akulturasi, dan asimilasi.

Bentuk akulturasi

Terdapat beberapa bentuk akulturasi yang terjadi di dalam masyarakat. Mengacau pada pengertian akulturasi, adapun beberapa bentuk akulturasi adalah sebagai berikut:

  • Substitusi

 yaitu suatu proses penggantian unsur budaya yang lama diganti dengan unsur budaya yang baru dengan memberikan nilai tambah bagi penggunanya.


  • Sinkretisme

Merupakan proses terbentuknya suatu sistem baru sebagai akibat perpaduan antara unsur budaya lama dengan unsur budaya baru. Sinkretisme bisa terjadi pada sistem keagamaan.


  • Penambahan (addition)

Merupakan suatu proses pemberian nilai tambah terhadap unsur budaya lama dengan unsur budaya baru.


  • Penggantian (deculturation)

Yaitu proses akulturasi dimana unsur budaya yang lama digantikan oleh unsuru budaya yang baru. Contoh : delman yang digantikan oleh angkutan umum.


  • Originasi

Yaitu proses masuknya unsur budaya baru yang memberikan perubahan besar dalam kehidupan masyarakat. Contoh listrik masuk desa terpencil.


  • Penolakan (rejection)

Yaitu penolakan terhadap budaya yang baru karena dianggap memberikan dampak negatif dimana masyarakat tidak siap atau tidak setuju dengan pembauran budaya tersebut.


Contoh akulturasi

  • Seni bangunan

Seni bangunan tampak yang terdapat pada bangunan candi adalah sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa indonesia dengan seni hindu dan budha. Candi adalah sebuah bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa indonesia dengan india. Candi adalah hasil bangunan zaman megalitikum, yaitu bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh dari hindu dan budha.

Contohnya pada candi borobudur yang disertai dengan berbagai macam benda yang ikut dikubur, umumnya disebut dengan bekal kubur. Sehingga candi juga mempunyai fungsi sebagai makam bukan semata-mata sebagai rumah dewa. Sedangkan pada candi budha, hanya jadi tempat pemujaan dewa tidak terdapat peti pripih dan abu jenazah ditanam di sekitar candi dalam bangunan stupa.


  • Seni tarian

Kita ambil saja contoh dari tari betawi, sejak dulu orang betawi tinggal diberbagai wilayah jakarta. Ada yang tinggal di pesisir, di tengah kota dan pinggir kota. Perbedaan tempat tinggal mengakibatkan perbedaan kebiasaan dan karakter. Selain itu interaksi dengan suku bangsa lain memberi ciri khas bagi orang betawi. Tari yang diciptakanpun berbeda. Melalui interaksi orang betawi dengan bangsa cina maka terciptalah tari cokek, lenong dan gambang kromong.


  • Seni berpakaian

Pakaian adat betawi, pada umumnya masyarakat betawi mengenal beberapa macam pakaian. Tapi yang lazim dikenakan yaitu pakaian adat berupa tutup kepala (destar) dengan baju jas yang menutup leher (jas tutup) yang dipakai untuk stelan celana panjang melengkapi pakaian adat pria betawi ini, selembar kain batik dilingkari pada bagian pinggang dan sebilah belati diselipkan di depan perut. Para wanita biasanya menggunakan baju kebaya, selendang panjang yang menutupi kepala serta kain batik.

Pada pakaian pengantin, terlihat hasil proses asimilasi dart berbagai kelompok etnis pembentuk masyarakat betawi. Pakaian yang dipakai pengantin pria, yang terdiri dari: sorban, jubah panjang dan celana panjang banyak dipengaruhi oleh suatu kebudayaan arab. Sedangkan pada pakaian pengantin wanita yang memakai syangko (penutup muka), baju model encim dan rok panjang memperlihatkan adanya pengaruh kebudayaan cina uniknya, terompah (alas kaki) yang dikenakan oleh pengantin pria dan wanita dipengaruhi oleh kebudayaan arab.


  • Adat kebiasaan

Tradisi membagi rezeki saat hari raya sebenarnya terjadi karena proses akulturasi budaya tionghoa dengan islam. Memberi dengan ketulusan hati adalah bagian luhur dari menjalankan kewajiban sebagai manusia. Dan lebih indah lagi bila segala kebajikan dilakukan di hari raya. Menjalankan tradisi tentu adalah bagian dari kebajikan. Tradisi leluhur yang sudah turun menurun sejatinya tetap dilaksanakan karena dianggap mengandung nilai-nilai moral yang bertujuan baik. Salah satu tradisi lebaran yang tak kalah populer adalah berbagi rezeki.


  • Kereta singo barong (cirebon)

Kereta singa barong, yang dibuat pada tahun 1549, adalah refleksi dari persahabatan cirebon dengan bangsa-bangsa lain. Wajah kereta ini adalah perwujudan tiga binatang yang digabung menjadi satu, gajah dengan belalainya,  bermahkotakan naga dan bertubuh hewan burak. Belalai gajah melambangkan persahabatan india yang beragama hindu. Kepala naga melambangkan persahabatan dengan cina yang beragama buddha. Badan burak lengkap dengan sayapnya melambangkan persahabatan dengan mesir yang beragama islam.

Kereta ini dirancang oleh seorang arsitek kereta panembahan losari dan pemahatnya yang bernama ki notoguna dari kaliwulu. Pahatan pada kereta itu memang detail dan rumit. Mencirikan budaya khas tiga negara  sahabat  itu,  pahatan wadasan dan  megamendung mencirikan  khas  cirebon, warna-warna  ukiran  yang merah-hijau mencitrakan khas cina. Didalam kereta itu terdapat tiga budaya, yaitu buddha, hindu dan islam yang digambarkan menjadi satu dalam trisula dibelalai gajah.


  • Keraton kasepuhan cirebon

Bangunan kasepuhan merupakan bangunan yang menggambarkan berbagai macam pengaruh, mulai dari gaya eropa, cina, arab maupun budaya lokal seperti hindu dan jawa. Segala elemen atau unsur budaya diatas tercampur pada bangunan keraton kasepuhan tersebut. Pengaruh eropa tampak pada tiang-tiang bergaya yunani. Arsitektur gaya eropa  lainnya  berupa  lengkungan  ambang  pintu  berbentuk  setengah lingkaran yang terdapat pada bangunan lawang sanga (pintu sembilan). Pengaruh  gaya  eropa  lainnya  adalah  pilaster  pada  dinding-dinding  bangunan, yang membuat dindingnya lebih menarik tidak datar.

Bangunan ini banyak mengguanakan gaya eropa yang terlihat jelas pada bentuk pintu dan jendela yang terdapat pada bangunan bangsal pringgondani. Ukuran yang lebar dan tinggi serta penggunaan jalusi sebagai ventilasi udara. Bangsal prabayasa berfungsi sebagai tempat menerima tamu-tamu agung. Bangunan tersebut ditopang oleh tiang saka dari kayu. Tiang saka tersebut diberi hiasan motif tumpal yang berasal dari jawa. Pengaruh arsitektur hindu-jawa yang jelas menonjol adalah bangunan siti hinggil yang terletak di bagian paling depan kompleks keraton. Konstruksi pada seluruh bangunannya terbuat dari batu bata seperti halnya bangunan candi hindu.

Kesan yang diberikan oleh bangunan gaya hindu terlihat kuat terutama pada pintu masuk menuju kompleks tersebut, yaitu berupa gapura berukuran sama atau simetris antara bagian sisi kiri dan kanan seolah terlihat dibelah. Pada dinding kiri dan kanan bangsal agung diberi hiasan tempelan porselen  dari  belanda berukuran kecil 110 x 10 cm berwarna biru (blauwe delft) dan berwarna merah kecoklatan. Pada bagian tengahnya terdapat tempelan piring porselen cina yang berwarna biru.

Lukisan pada  piring  tersebut berasal dari seni lukis cina dengan teknik perspektif yang bertingkat. Secara keseluruhan, warna keraton tersebut didominasi warna hijau yang identik dengan simbol islami. Warna emas yang digunakan pada beberapa ornamen melambangkan kemewahan dan keagungan dan warna merah melambangkan  kehidupan  ataupun  surgawi.  Bangunan  keraton kasepuhan menyiratkan perpaduan antara aspek fungsional dan simbolis maupun  budaya  lokal  dan  luar.  Mencerminkan  kemajemukan  gaya maupun kekayaan budaya bangsa indonesia.


  • Barongsai

Kesenian barongsai yang awalnya berasal dari kebudayaan tionghoa kini sudah berakulturasi dengan Kesenian lokal.


Dampak Akulturasi

Akulturasi memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan bangsa dinegeri ini. Hal ini bisa memicu terjadinya perubahan ataupun perpaduan antara dua atau lebih kebudayaan. Berikut akan dikaji beberapa dampak akulturasi:

  • Akulturasi berdampak pada munculnya perubahan cara pandang masayarakat zaman dahulu dengan zaman sekarang. Salah satu contohnya adalah dahulu untuk bisa bersilaturahmi kepada orang yang lebih tua harus datang dan saling berhadapan langsung. Sekarang kini bisa bersilaturahmi dengan melalui telepon atau pun pesan singkat.
  • Akulturasi juga berpengaruh terhadap pergaulan remaja yang dari tahun ke tahun semakin terbuka.
  • Terjadinya perubahan wawasan akibat perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Salah satu contohnya adalah kini kita bisa mengakses beragam informasi melalui smartphone anda.
  • Perubahan mentalis, rasa malu serta keahlian masyarakat. Salah satu contohnya adalah seiring perkembangan zaman seorang wanita bisa bekerja dan mengikuti arus politik, menjadi pengusaha dan bisa juga menjadi pelopor pendirian sebuah perusahaan dan lain – lain.

Demikian sedikit pembahasan mengenai Pengertian Akulturasi: Faktor, Penyebab, Bentuk, Contoh, Dampak! semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua, dan kami ucapkan Terima Kasih telah menyimak ulasan kami. Jika kalian merasa ulasan kami bermanfaat mohon untuk dishare 🙂

Baca juga artikel lainnya tentang: