Pengertian Bulan Muharam: Keutamaan Puasa, Peringatan, Sejarah – Bila mendengar bulan muharam sudah tidak asing lagi ditelinga kalian, namun apakah kalian tau pengertian, hadis khasiat puasa di 10 muharam dan keutamaan puasanya, bila kalin belum mengerti kami akan membahas semua itu dalam artikel singkat kami. Agar lebih jelasnya yuk kita baca dengan seksama.
Pengertian Bulan Muharram
salah satu dari empat bulan yang dimuliakanoleh Allah. Empat bulanitu merupakan bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram serta Rajab. “Sebearnya jumlah bulan di kitabullah (Al Quran) itu ada dua belas bulan sejak Allah menciptakan langit serta bumi, empat di antaranya merupakan bulan-bulan haram” (QS. At Taubah: 36)
Kata Muharram artinya tidak boleh Sebelum datangnya ajaran Islam, bulan Muharram sudah dikenal sebagai bulan suci serta dimuliakan oleh masyarakat Jahiliyah. Pada bulan ini dilarang untuk melakukan hal-hal seperti peperangan serta bentuk persengketaan lainnya. Bulan Muharram mempuyai banyak keutamaan, Sampai disebut bulan Allah (Syahrullah). Beribadah pada bulan haram pahalanya dilipatgandakan serta bermaksiat di bulan ini dosanya dilipatgandakan pula.
Muharram merupakan bulan pertama dalam hitungan kalender Islam, atau lebih terkenal dengan “tahun Hijriah”. Berbeda dengan tahun Masehi yang dihitung berdasarkan perputaran Bumi terhadap Matahari, tahun Hijrian dihitung berdasarkan perputaran Bulan terhadap Bumi. Satu bulan terdiri atas 29 atau 30 hari, serta satu tahun terdiri atas 12 bulan.
Hadis Tentang Khasiat Puasa Hari 10 Muharam
Dari Abu Qatadah al-Anshari r.a. katanya:”Rasulullah s.a.w. ditanya orang tentang puasa hari Arafah (9 Zulhijjah). Rosullullah menjawab, Semoga bisa menghapus dosa tahun sebelumnya serta yang akan datang. lalu Nabi ditanya pula tentang puasa hari 10 Muharram. Rosullullah menjawab, “Semoga bisa menghilangkan dosa tahun sebelumnya. (Riwayat Muslim)
Cerita dari Ibn Abbas r.a “Jika Rasulullah datang ke Madinah, beliau melihat orang Yahudi berpuasa di Hari 10 Muharam, lalu Rosullullah bertanya: “Apakah ini?”. Mereka menjawab: Hari ini merupakan hari yang baik kerana hari ini Allah sudah menyelamatkan Nabi Musa serta bangsa Israel dari musuh mereka, maka Musa pun berpuasa”. Lalu baginda (Nabi Muhammad) bersabda: “Aku lebih berhak dengan Musa daripada kamu.” Baginda (Nabi Muhammad) pun berpuasa serta menyuruh orang ramai supaya berpuasa.” (HR Bukhari)
Aisyah (r.a) berkata; “Rasulullah mengarahkan supaya berpuasa pada Hari 10 Muharam. Bila puasa dibulan Ramadan diwajibkan, Maka berpuasa pada Hari 10 Muharam mereka boleh berpuasa serta mereka boleh berbuka. (HR Bukhari serta Muslim).
Secara bahasa, kata 10 Muharam dalam bahasa Arab bermakna sepuluh, sedangkan secara istilah, 10 Muharam merupakan tanggal 10, khususnya di bulan Muharam. Dinamakan demikian, karena sejumlah peristiwa yang terjadi pada tanggal tersebut serta hadis Rasul SAW yang menganjurkan umat Islam untuk berpuasa sunah.
Sebagaimana hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah RA, bahwa berpuasa pada hari itu mempuyai sejumlah keutamaan serta hadis yang diriwayatkan oleh Imam Baihaki. “Barang siapa yang melapangkan keluarga serta familinya pada 10 Muharam, niscaya Allah melapangkannya sepanjang tahun itu.” (HR al-Baihaki).
Fir’adi Nashruddin Abu Ja’far dalam artikelnya yang bertajuk “Puasa 10 Muharam” mengungkapkan bahwa pada masa permulaan Islam kalangan ulama berbeda pendapat mengenai hukum berpuasa di hari 10 Muharam ini. Namun, setelah disyariatkannya puasa Ramadhan, para ulama menyepakati hukum puasa di hari 10 Muharam ini merupakan sunah. Abu Hanifah berpendapat bahwa pada awalnya diwajibkan lalu dihapus. Sementara Imam Ahmad menyatakannya sebagai puasa sunah, begitu juga pendapat jumhur (mayoritas) ulama.
Rasulullah SAW tidak memerintahkan secara umum tentang puasa tersebut. Rosullullah mengatakan: Sesungguhnya 10 Muharam, tidak diharuskan untuk melakukan puasa, namun aku berpuasa. Barang siapa yang ingin berpuasa, berpuasalah, serta barang siapa yang tidak ingin berpuasa, hendaklah ia berbuka (HR Bukhari serta Muslim). Hadis lainnya, Rasulullah SAW mengatalan: Sebearya 10 Muharam merupakan hari yang dimuliakan Allah. Barang siapa yang suka berpuasa, berpuasalah. (Muttafaq ‘alaihi)
Ritual puasa pada tanggal 10 Muharam ini ternyata juga dilakukan oleh orang-orang Yahudi sebagai rasa syukur atas keselamatan yang mereka peroleh dengan ditenggelamkannya Firaun serta tentaranya di Laut Merah oleh Allah. Karenanya, untuk membedakan dengan ajaran orang-orang Yahudi, umat Islam disunahkan juga untuk berpuasa pada tanggal 9 Muharam.
Dari Abu Musa al-Asy’ari RA, dia berkata, “10 Muharam itu diagungkan oleh orang Yahudi serta mereka menjadikan sebagai hari raya. Maka, Rasulullah SAW bersabda, “Berpuasalah pada hari itu.” (Muttafaq alaihi). Kata Ibnu Taimiyah: Bahwa berpuasa di 10 Muharam itu disunahkan bila ingin berpuasa puasalah pada tanggal sembilannya sebab hal itu merupakan perintah Rasulullah SAW yang paling akhir.”
Keutamaan Puasa 10 Muharam
Mengenai derajat keutamaan berpuasa di 10 Muharam ini kalangan ulama mempuyai pendapat yang berbeda. Sebagian ulama berpendapat derajat pertama serta yang paling utama merupakan dengan melakukan puasa tiga hari, yaitu tanggal sembilan, sepuluh, serta sebelas Muharam.
Ada juga yang berpendapat derajat keutamaan ini merupakan dengan berpuasa pada tanggal sembilan serta sepuluhnya saja sebagaimana diterangkan dalam hadis riwayat Muslim dari Ibnu Abbas, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Apabila (usia) ku sampai tahun depan, aku akan berpuasa pada (hari) ke sembilan.”
Sementara ada pula yang berpendapat, berpuasa hanya pada tanggal sepuluhnya. Namun, sebagian ulama memakruhkannya. Sebab, Nabi SAW memerintahkan umat Islam untuk membedakan kebiasaan Yahudi yang hanya berpuasa pada 10 Muharam dengan umat Islam agar berpuasa pada hari ke sembilan atau hari ke sebelas secara beriringan dengan puasa pada hari ke sepuluh, atau ketiga-tiganya.
Para ulama menyebutkan bahwa puasa sembilan, sepuluh serta sebelas. Tingkat kedua, berpuasa pada hari ke sembilan serta ke sepuluh. Tingkat ketiga, berpuasa hanya pada hari ke sepuluh. Dalam kitab Shahih Muslimterdapat riwayat dari Abu Qatadah RA, bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang puasa 10 Muharam, Ia bersabda: “Puasa pada 10 Muharam menghapuskan dosa-dosa satu tahun yang lewat.
Dari Aisyah RA, dia berkata, “10 Muharam merupakan hari yang dipuasakan oleh orangorang Quraisy pada masa jahiliyah, Rasulullah juga biasa mempuasakannya. serta tatkala datang di Madinah, Ia berpuasa pada hari itu serta menyuruh orangorang untuk turut berpuasa. Maka, tatkala diwajibkan puasa Ramadhan, Ia bersabda, ‘Siapa yang ingin berpuasa, hendaklah ia berpuasa serta siapa yang ingin meninggalkannya, hendaklah ia berbuka.” (Muttafaq alaihi).
Abu Hurairah RA berkata, Nabi muhammad SAW ditanya, ‘Shalat apa yang paling utama sesudah shalat fardhu? Kemudian Nabi menjawab, Shalat di tengah malam. Kemudian Mereka bertanya lagi, Puasa apa yang paling utama sesudah puasa Ramadhan? Kemudian Nabi menjawab, Puasa di bulan Muharram. (HR Ahmad, Muslim, serta Abu Dawud).
Puasa Muharram serta sangat dianjurkan pada tanggal 9 serta 10 (Tasu’a serta ‘10 Muharam). Muawiyah bin Abu Sufyan RA, berbicara, saya mendengar Muhammad SAW mengatakan, Hari ini merupakan 10 Muharam serta engkau tidak diharuskan untuk berpuasa. Sekarang, saya berpuasa, siapa yang mau, silakan puasa serta siapa yang tidak mau, silakan berbuka.” (HR Bukhari serta Muslim).
Ibnu Abbas RA megatakan, Rosullllah SAW tiba ke Madinah lalu Ia melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada 10 Muharam, Nabi bertanya, ‘Ada apa ini?’ Mereka menjawab, 10 Muharam itu hari baik, hari Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa SAW serta Bani Israel dari musuh mereka sehingga Musa AS berpuasa pada hari itu. lalu, Nabi SAW bersabda, ‘Saya lebih berhak terhadap Musa daripada kamu,’ lalu Nabi SAW berpuasa pada hari itu serta menganjurkan orang agar berpuasa pada hari itu.” (Muttafaq alaihi).
Ungkapan Syukur
Peringatan 10 Muharam sebenarnya sudah dilakukan pada masa pra-Islam oleh orangorang Arab. Mereka menjadikan 10 Muharam sebagai raya resmi bangsa Arab. Pada masa itu, orang-orang berpuasa serta ber syu -kur menyambut 10 Muharam10 Muharam. Mereka merayakan hari itu dengan penuh sukacita, mengenakan pakaian baru, serta menghias kota-kota mereka. Sekelompok bangsa Arab yang dikenal sebagai kelompok Yazidi mera ya kan hari raya tersebut sebagai hari kegembiraan.
Setelah ajaran Islam datang, kebiasaan berpuasa pada 10 Muharam ini diteruskan sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Nabi SAW melakukan puasa 10 Muharam sejak Ia masih menetap di Makkah. Saat hijrah ke Madinah, Ia juga mendapati kaum Yahudi turut berpuasa pada 10 Muharam. Dalam masyarakat Yahudi, 10 Muharam dikenal sebagai Yom Kippur yang juga jatuh pada hari ke sepuluh pada bulan Muharam.
Sejak saat itu, menurut Ibnu Hajar alAsqalani dalam kitab Sahih Bukhari, Rasulullah SAW mengesahkan serta mensyariatkan puasa pada 10 Muharam. Misalnya, hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Qatadah. Rosullalah berkata, “berPuasa pada 10 Muharam aku berharap kepada Allah supaya mengampuni dosa-dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim).
Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: Puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadhan ialah puasa di bulan Muharam serta shalat yang paling utama setelah shalat fardu merupakan merupakan shalat malam. (HR Muslim).
Peristiwa-Peristiwa di 10 Muharram
Imam ghazali menyebutkan, pada 10 Muharam, allah menciptakan arasy, langit, bumi, matahari, bulan, bintang-bintang, serta surga. 10 Muharam (hari ke sepuluh bulan Muharam) menjadi hari yang paling penting bagi umat Islam. Selain merupakan hari di mana disyariatkannya untuk pertama kali sebagai hari berpuasa dalam sejarah Islam serta terjadinya peristiwa Karbala, berdasarkan hadis yang dicatat oleh Imam al-Ghazali, pada 10 Muharam dalam tahuntahun yang berbeda terjadi beberapa peristiwa penting lainnya.
Dalam sebuah hadis yang dicatat oleh alGhazali di dalam bukunya Mukasyafah alQulub al-Muqarrib min ‘Allam al-Guyub (Pembuka Hati yang Mendekatkan dari Alam Gaib) disebutkan bahwa pada hari 10 Muharam, Allah menciptakan arasy, langit, bumi, matahari, bulan, bintang-bintang, serta surga. Pada hari itu juga Allah pertama kali menurunkan hujan serta rahmat-Nya serta menjadikan Malaikat Jibril.
Sejarah Islam juga mencatat pada tanggal 10 Muharam ini juga terjadi sejumlah peristiwa yang berkaitan dengan para nabi yang diutus oleh Allah SWT. Pada 10 Muharam ini Nabi Adam diciptakan, diampunkan dosanya setelah bertahun-tahun memohon ampunan karena melanggar larangan Allah serta masuk surga. Pada tanggal yang sama, Nabi Idris diangkat derajatnya oleh Allah serta Malaikat Izrail membawanya ke langit.
Pada masa Nabi Nuh, Ia serta para pengikutnya yang beriman kepada Allah SWT selamat dari banjir besar setelah bahtera yang membawa mereka selamat berlabuh di puncak pegunungan. Peristiwa tersebut terjadi 10 Muharam. Nabi Ibrahim dilahirkan pada 10 Muharam serta di hari itu pula ia diselamatkan dari api Raja Namrud.
Pada 10 Muharam, mata Nabi Ya’qub disembuhkan dari kebutaannya serta pada hari itu pula putranya, Nabi Yusuf, dibebaskan dari penjara setelah meringkuk di dalamnya selama tujuh tahun. Demikian pula pada 10 Muharam, Nabi Musa bersama pengikutnya diselamatkan dari kejaran Fir’aun serta tentaranya setelah Allah menenggelamkan Fir’aun serta pasukannya di Laut Merah. Pada hari yang sama, Allah juga menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa.
Nabi Yunus selamat keluar dari perut ikan paus setelah berada di dalamnya selama 40 hari 40 malam pada 10 Muharam10 Muharam. Pada hari itu pula Nabi Sulaiman diberi kerajaan yang besar. Sementara Nabi Isa dilahirkan serta diangkat ke langit pada hari yang sama.
Peringatan 10 Muharam
Setiap tahun umat Islam selalu memperingati 10 Muharam. Kita memperingatinya dengan cara yang telah dilakukan serta diajarkan oleh Rasulullah saw. Dimana agar kita berpuasa pada tanggal sembilan serta sepuluh Muharram, serta banyak beristigfar memohon ampunan dari Allah atas dosa-dosa yang telah kita perbuat. Begitu pula agar di 10 Muharam, kita banyak bersedekah, terutama kepada anak yatim. Karena itu kegiatan tersebut, selalu dikerjakan oleh Muslimin sejak zaman Rasulullah sampai sekarang serta insya Allah sampai akhir zaman.
Dengan demikian apabila ada orang yang berkomentar bahwa 10 Muharam sekarang tidak diperingati, maka penilaian semacam itu tidak benar, sebab bertolak belakang dengan apa yang selama ini dikerjakan umat Islam. Tapi kalau yang dimaksud, harus memperingati 10 Muharam10 Muharam dengan cara memukul-mukul badan dengan rantai serta pedang sampai berlumuran darah, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang syiah, memang tidak dilakukan oleh umat islam. Sebab hal tersebut dilarang oleh Allah serta RasulNya.
10 Muharam merupakan hari yang bersejarah, hari dimana Allah SWT, telah mengampuni hamba-hambaNya yang bertaubat, serta memohon ampun atas semua dosa-dosa yang telah diperbuat. Sehingga hari itu merupakan hari maghfiroh atau hari pengampunan. Itulah diantara alasan-alasan mengapa 10 Muharam diperingati. Sebelum umat Muhammad dianjurkan oleh Rasulullah saw memperingati hari 10 Muharam, orang-orang Yahudi serta Arab Jahiliyah sudah memperingati hari tersebut. Hal mana mereka lakukan, karena mereka juga mengetahui akan kebesaran hari tersebut, di mana banyak peristiwa yang terjadi pada hari itu seperti :
- Pada 10 Muharam Allah SWT, telah mengampuni dosa nabi Adam as.
- Pada 10 Muharam Allah SWT telah menyelamatkan serta mendaratkan Nabi Nuh as dengan kapalnya.
- Pada 10 Muharam Allah SWT telah menyelamatkan Nabi Musa as serta kaumnya serta menenggelamkan Fir’aun bersama tentaranya.
- Pada 10 Muharam Allah SWT telah menyelamatkan Nabi Yunus as dari ikan Khuut (Paus).
Di samping itu masih banyak lagi peristiwa yang terjadi pada 10 Muharam. Cara orang-orang Yahudi memperingati 10 Muharam, diantaranya ada yang dengan merayakan hari tersebut dengan berpuasa sehari, tepatnya berpuasa pada hari ke sepuluh dalam bulan Muharram.
Orang-orang Arab Jahiliyah juga mengikuti jejak orang-orang Yahudi, mereka merayakan hari itu, bahkan pada hari itu mereka membungkus Ka’bah dengan kain. Adapun sebab serta cara Rasulullah memperingati 10 Muharam, maka diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dalam kitab sahih Bukhari serta Muslim sebagai berikut :
- Ketika Rasulullah saw kembali ke Madinah (dari bepergian) Ia mendapatkan orang-orang Yahudi sedang berpuasa, lalu Ia berkata kepada mereka : “Hari apa yang kalian puasai ini?” Kemudian mereka menjawab : Ini merupakan hari yang paling mulia, di mana Allah sudah menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya serta menenggelamkan Fir’aun bersama tentaranya. Sebab itu nabi Musa as berpuasa pada hari itu untuk rasa syukur pada Allah, maka kami ikut berpuasa.
- lalu Rasulullah berkata: “Kami lebih berhak serta lebih utama dalam mengikuti Nabi Musa as daripada kalian.” Selanjutnya Nabi Muhammad berpuasa serta menganjurkan umatnya untuk berpuasa pada 10 Muharam. Bahkan Ia lalu menganjurkan agar umatnya berpuasa dua hari, yaitu pada hari kesembilan serta kesepuluh pada bulan Muharram, serta puasa tersebut dikenal dengan puasa Tasua serta 10 Muharam. Disamping hadits diatas, masih banyak hadits yang menerangkan mengenai pahala orang yang berpuasa pada hari tersebut. Oleh karena itu kita sekarang memperingati hari tersebut, kita memperingati dengan melaksanakan apa-apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw dimana agar kita berpuasa serta bertaubat memohon ampunan dari Allah atas segala dosa yang telah kita perbuat. Karena di 10 Muharam Allah memberikan ampunan (magfiroh) pada hamba-hambaNya yang berdo’a memohon ampunan. Dan masih banyak lagi ajaran Nabi Muhammad SAW, seperti supaya kita banyak bersodaqoh pada anak yatim.>
Itulah cara memperingati 10 Muharam, sesuai dengan apa yang telah dijalankan serta diajarkan oleh Rasulullah saw beserta sahabat-sahabat serta sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Imam Ali ra serta Imam Husin ra, serta oleh seluruh Ahlil Bait serta turunannya sampai sekarang. serta Bagaimana hukumnya orang-orang syi’ah yang memperingati 10 Muharam dengan jalan menangis serta memukul-mukul badannya, bahkan ada yang melukai dirinya sendiri sampai berlumuran darah, ada yang memukuli badannya sendiri dengan rantai, bahkan ada yang melukai dirinya dengan pedang?
Ulama-ulama kita menilai cara mereka tersebut, merupakan suatu perbuatan bid’ah (dholaalah), karena sangat menyimpang dari ajaran Rasulullah saw. Nabi Muhammad SAW berkat : “Bukan dari kelompokku, orang-orang yang sering menggebuki wajahnya, merobek kantongnya serta menyerukan pada perbuatan jahiliyah.” Dalam sabdanya yang lain, Ia melarang orang-orang menangisi orang-orang yang sudah mati. Seperti yang dilakukan orang-orang Syi’ah sekarang, mereka berkumpul serta menangis bersama-sama, dengan berteriak-teriak, sebentar memuji serta sebentar melaknat serta memukuli badannya.
Cara semacam itu merupakan merupakan cara orang-orang Jahiliyah yang dilarang oleh Rasulullah saw. Pada buku Attasyayyu’ Baina Mafhumi Al Aimmah Wa Mafhumi Al-Farisi menyebutkan: Bahwa orang-orang Syi’ah punberpuasa pada 10 Muharam, tetapi hanya sampai waktu ashar saja. Berpuasa semacam ini jelas merupakan suatu perbuatan bid’ah, karena tidak pernah dilakukan serta diajarkan oleh Rasulullah saw.
Perlu diketahui bahwa orang-orang Syi’ah dalam memperingati 10 Muharam, mereka hanya mengambil dari satu peristiwa saja, yaitu dimana pada hari itu, Sayyidina Husin menjadi syahid di Karbala (Irak). Adapun mereka menangis serta memukul-mukul badannya, sebagaimana yang kami sebutkan di atas, maka menurut pengakuan ulama mereka, merupakan usaha mereka dalam menebus dosa-dosa orang-orang Syi’ah yang terdahulu, yang karena perbuatan mereka, Sayyidina Husin sampai mati terbunuh (syahid) di Karbala.
Sejarah dan Keutamaan Puasa 10 Muharam
Sesungguhnya 10 Muharram meski merupkan hari bersejarah serta diagungkan, namun orang tidak boleh berbuat bid’ah di dalamnya. Adapun yang dituntunkan syariat kepada kita pada hari itu hanyalah berpuasa, dengan dijaga agar jangan sampai tasyabbuh dengan orang Yahudi.
“Orang-orang Quraisy biasa berpuasa pada 10 Muharam di masa jahiliyyah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun melakukannya pada masa jahiliyyah. Tatkala Ia sampai di Madinah Ia berpuasa pada hari itu serta memerintahkan umatnya untuk berpuasa.”
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, lalu Ia melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada 10 Muharam. Ia bertanya :”Apa ini?” Lalu mereka menjawab : hari yang baik, merupakan hari yang mana Allah sudah melindungi bani Israil dari musuhnya, maka Musa berpuasa pada hari itu sebagai bentuk syukur. Maka Ia Ia Ia Rasulullah menjawab :”Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian (Yahudi), maka kami akan berpuasa pada hari itu sebagai bentuk pengagungan kami terhadap hari itu.”
Dua hadits ini menunjukkan bahwa suku Quraisy berpuasa pada hari 10 Muharam di masa jahiliyah, serta sebelum hijrahpun Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melakukannya. lalu sewaktu tiba di Madinah, Ia temukan orang-orang Yahudi berpuasa pada hari itu, maka Nabi-pun berpuasa serta mendorong umatnya untuk berpuasa.
Diriwayatkan pada hadits lain.
“Artinya : Ia merupakan hari mendaratnya kapal Nuh di atas gunung “Judi” lalu Nuh berpuasa pada hari itu sebagai wujud rasa syukur”.
“Artinya :: “10 Muharam merupakan hari yang dipakai orang Yahudi serta menjadikannya untuk hari besar, maka Nabi Muhammad SAW berkata: “Puasalah kalian pada hari itu”
“Artinya :Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang puasa di 10 Muharam, maka Ia menjawab : “Puasa itu bisa menghapuskan (dosa-dosa kecil) pada tahun kemarin”.
Cara Berpuasa di Hari 10 Muharam
Berpuasa selama 3 hari tanggal 9, 10, serta 11 Muharram
Berdasarkan hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan lafadz sebagaimana telah disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam al-Huda serta al-Majd Ibnu Taimiyyah dalam al-Muntaqa 2/2: “Selisihilah orang Yahudi serta berpuasalah sehari sebelum serta setelahnya.”
serta pada riwayat ath-Thahawi menurut penuturan pengarang Al-Urf asy-Syadzi: “Puasalah pada 10 Muharam serta berpuasalah sehari sebelum serta setelahnya serta janganlah kalian menyerupai orang Yahudi.”
Namun di dalam sanadnya ada rawi yang diperbincangkan. Dalam Zaadud Ma’al 2/76 Ibnul Qayyim berkata: Drajat yang paling sempurna. Syaikh Abdul Haq ad-Dahlawi pun berkata:”Inilah yang paling Utama.”
Dalam Fathul Baari 4/246 Ibnul Qayyim berkata menunjukan keutamaan cara ini. termasuk yang memilih berpuasa tiga hari pada tanggal 9, 10 serta 11 Muharram merupakan Asy-Syaukani (Nailul Authar 4/245) serta Syaikh Muhamad Yusuf Al-Banury dalam Ma’arifus Sunan 5/434
Sebagian besar para ulama yang memilih berpuasa pada tanggal 9 10 11 bertujuan agar lebih hati-hati.Ibnul Qudamah di dalam Al-Mughni 3/174 menukil pendapat Imam Ahmad yang memilih cara seperti ini (selama tiga hari) pada saat timbul kerancuan dalam menentukan awal bulan.
Berpuasa Pada Tanggal 9 serta 10 Muharram
Mayoritas Haditsnya menunjukkan cara ini: “Artinya : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada 10 Muharam serta memerintahkan berpuasa. Para shahabat berkata:”Ya Rasulullah, sesungguhnya itu diagungkan oleh Yahudi.” Maka Ia Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Di tahun depan insya Allah kita akan berpuasa pada tanggal 9.”, namun Nabi Muhammad SAW sudah wafat sebelum tahun depan itu.
Dalam riwayat lain :
“Artinya : Bila aku masih hidup pada tahun depan, sungguh aku akan melaksanakan puasa pada hari kesembilan.”
Artinya : Atha’, beliau mendengar Ibnu Abbas berbicara:” Yahudi, berpuasalah pada tanggal 9 serta 10”.
Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata (Fathul Baari 4/245) :”Keinginan Ia untuk berpuasa pada tanggal sembilan mengandung kemungkinan bahwa Ia tidak hanya berpuasa pada tanggal sembilan saja, namun juga ditambahkan pada hari 10.
Berpuasa Dua Hari yaitu tanggal 9 serta 10 atau 10 serta 11 Muharram
“Berpuasalah pada hari 10 Muharam serta selisihilah orang Yahudi, puasalah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya”
Hadits marfu’ tersebut tidak shahih sebab ada 3 cacat yaitu:
- Ibnu Abi Laila, lemah karena hafalannya buruk.
- Dawud bin Ali, bukan hujjah
- Perawi sanad hadits tersebut secara mauquf lebih tsiqah serta lebih hafal daripada perawi jalan/sanad marfu’
Jadi hadits di atas Shahih secara mauquf sebagaimana dalam as-Sunan al-Ma’tsurah karya As-Syafi’i no 338 serta Ibnu Jarir ath-Thabari dalam Tahdzibul Atsar 1/218.
Ibnu Rajab berkata (Lathaiful Ma’arif hal 49):”Dalam sebagian riwayat disebutkan atau sesudahnya maka kata atau di sini mungkin karena keraguan dari perawi atau memang menunjukkan kebolehan….”
Dalam Al-Hafidz berkata Fathul Baari 4/245-246 Al-Hafidz berkata:” hal tersebut merupakan akhir masalah Nabi Muhammad SAW, dulu beliau sering menyocoki ahli kitab dalam hal yang tentu di perintah, bila hal itu menyelisihi orang musyrik. Maka setelah Fathu Makkah serta Islam menjadi termahsyur, Ia suka menyelisihi ahli kitab sebagaimana dalam hadits shahih. Maka ini (masalah puasa 10 Muharam) termasuk dalam hal itu. Pertama kali beliau mempantaskan ahli kitab serta berkata :”Kami lebih berhak atas Musa daripada kalian (Yahudi).”, lalu Ia menyukai menyelisihi ahli kitab, maka Ia menambah sehari sebelum atau sesudahnya untuk menyelisihi ahli kitab.”
Ar-Rafi’i berkata (at-Talhish al-Habir 2/213) :”Berdasarkan ini, seandainya tidak berpuasa pada tanggal 9 maka dianjurkan untuk berpuasa pada tanggal 11″
Berpuasa pada 10 Muharram saja
Al-Hafidz berkata (Fathul Baari 4/246) :”Puasa 10 Muharam mempunyai 3 tingkatan, yang terendah berpuasa sehari saja, tingkatan diatasnya ditambah puasa pada tanggal 9, serta tingkatan diatasnya ditambah puasa pada tanggal 9 serta 11. Wallahu a’lam.”
Demikian sedikit pembahasan mengenai Pengertian Bulan Muharam: Keutamaan Puasa, Peringatan, Sejarah semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua, dan kami ucapkan Terima Kasih telah menyimak ulasan kami. Jika kalian merasa ulasan kami bermanfaat mohon untuk dishare :).
Baca juga artikel lainnya tentang:
- Perbedaan Yupa dan Prasasti: Pengertian, Sejarah, Fungsi, Isi
- Pengertian Internet: Fasilitas, Fungsi, Manfaat dan Dampaknya
- 26 Pengertian 5W+1H: Unsur, Contoh, Manfaat dan Fungsi
- Mengenal Apa Itu 7K: Pegertian, Manfaat dan Kesimpulannya!
- Pengertian Globalisasi Menurut Ahli : Teori, Faktor dan Dampak!